Buka Kursus Model, Kimmy Jayanti: Tak Cuma Lenggak-lenggok
Editor
dini.pramita
Rabu, 6 Januari 2016 21:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Kimmy Jayanti, model asli Indonesia, membuka kursus modeling yang dinamai Kimmy Jayanti School. Menurut model berusia 24 tahun ini, tak banyak model baru di Indonesia mengerti cara berlenggak-lenggok di atas catwalk yang benar.
"Makanya diharapkan mereka yang lulus dari sini minimal bisa berjalan di atas catwalk dengan benar," kata Kimmy Jayanti saat meluncurkan kelas modeling miliknya, Senin 4 Januari 2016
Model identik dengan perempuan berwajah cantik dan berbadan semampai. "Jadi sekarang ini kesannya begini, kalau cantik dan tinggi udah langsung diambil aja jalan di catwalk padahal untuk berada di catwalk itu perlu belajar dulu," kata dia. Tak jarang, ia merasa gemas ketika melihat model-model baru yang berjalan dengan bahu yang tidak tegap atau bergoyang-goyang.
Ia mengibaratkan panggung catwalk layaknya panggung teatrikal. Para model harus bisa menampilkan berbagai macam kesan mulai dari flirting, atraktif, cool, feminin, sesuai pesanan desainer. "Makanya kalau kita lihat model zaman dulu seperti Karenina (Maria Anderson), mereka punya seribu wajah, apa saja bisa dan luwes. Ketimbang model zaman sekarang yang kesannya monoton," kata dia.
Sebelas tahun malang-melintang di dunia modeling, ia merasakan didikan yang keras. Supaya dapat berjalan dengan kepala tegak dan badan tidak membungkuk, misalnya, model harus berlatih dengan membawa buku di atas kepala dan buku tidak boleh jatuh. Selain itu, ada berbagai macam cara untuk mendisiplinkan para model. "Karena jadi model harus disiplin. Telat sedikit saja, sudah tidak bisa masuk," kata model yang berkarir sejak usia 14 tahun ini.
Kimmy lantas berujar akan menerapkan kedisiplinan yang sama dalam sekolahnya, tentu saja dengan pendekatan yang berbeda. "Saya pasti akan melakukan yang sama, tegas, disiplin. Tujuannya tidak akan menjadikan Kimmy atau Jenny kedua, tapi jadi lebih baik," kata dia. Peraturan pertama, kata model berkulit gelap ini, tidak boleh terlambat. Telat datang 15 menit saja maka tidak boleh mengikuti kelas.
Kimmy merancang kelas yang berbasis pada praktek. "Jadi teori hanya 40 persen saja, sisanya praktek. Misalnya saya ingin mereka memperagakan kebaya, ya saya sediakan seluruh propertinya sampai selendangnya," kata dia. Demikian juga dengan photoshoot, "kalau sudah selesai teori langsung naik ke atas, ke studio, untuk praktek pose ini-itu."
Untuk dapat mengikuti kelas di Kimmy Jayanti School, peserta harus merogoh kocek sebesar Rp 3,9 juta. "Tapi itu semua akan kembali lagi untuk mereka. Saya fasilitasi beauty body fragrance for free karena menjadi model itu harus wangi setiap saat, mereka mendapatkan refreshment dengan fasilitas itu," kata dia. Ia mengklaim sama sekali tidak memikirkan segi bisnis. "Apapun yang mereka kasih akan saya berikan lagi, misalnya akan saya ajak berkenalan dengan desainer yang mungkin akan merekrut mereka."
Kimmy menegaskan tidak dalam posisi sebagai agensi. "Saya hanya membentuk mental sebagai model jadi one day mereka terjun ke dunia model, sudah nggak kaget. Misalnya kalau kipasnya jatuh, cara mengambilnya yang elegan tanpa menganggu keseluruhan perform bagaimana," kata dia. Namun, Kimmy berjanji akan memperjuangkan yang terbaik untuk dapat diterima di Merry Models, "tanpa saya meminta bayaran."
Untuk dapat masuk kelas, ia menerapkan standar ketat. Kimmy mengaku hanya menerima perempuan berusia 15-25 tahun yang memiliki tinggi minimal 168 sentimeter dan berat maksimal 56 kilogram. Saat ini, sudah ada 18 murid yang siap menjadi peserta didiknya yang dibagi ke dalam dua kelas.
"Ada 12 kali pertemuan, setiap pertemuan berdurasi dua jam dengan materi mulai dari catwalk, make-up, data-style development dan masih banyak yang lain. Saya akan mengajar setiap Rabu, Jenny akan mengajar setiap Senin lalu akan ada pengajar tamu juga seperti misalnya Ayu Gani untuk sesi photoshoot," kata dia.
DINI PRAMITA