TEMPO.CO, Singapura -Nama sastrawan Sitok Srengenge akhirnya resmi dihapus dari Singapore Writers Festival. Sebelumnya, nama Sitok tercantum sebagai pembicara di perhelatan yang akan digelar pada 31 Oktober 2015.
Seperti dilansir di laman themalaymailonline.com, Senin, 5 Oktober 2015, penyelenggara tidak menyertakan nama Sitok Srengenge atas tuduhan pelanggaran seksual yang menjerat Sitok.
"Setelah dengan seksama meninjau kekhawatiran yang muncul dan mitra program kami The Arts House, Singapore Writers Festival telah menghapus Sitok Srengenge," ucap direktur Singapore Writers Festival Yeow Kai Chai.
Penghapusan nama Sitok Srengenge dari festival dilakukan setelah muncul surat terbuka melalui media sosial yang menolak keikutsertaan Sitok dalam festival tersebut. Sebanyak 133 orang dari latar belakang seperti seniman, mahasiswa, hingga aktivis hak-hak perempuan, menandatangani surat terbuka itu.
Pada 2013, Sitok Srengenge dilaporkan atas tuduhan pelanggaran seksual dan pemerkosaan terhadap RW, mahasiswi Fakuktas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Pada 2014, Sitok ditetapkan sebagai tersangka setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap 11 saksi. Selain RW, dikabarkan pula bahwa ada dua perempuan lainnya yang menjadi korban RW.
"Tiga perempuan telah melaporkan pelecahan seksual yang mereka terima kepada Polisi. Kasus ini sekarang masih dalam proses menunggu ke pengadilan," begitu penggalan dari isi surat terbuka itu.
Bank bjb dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berkolaborasi dalam seminar bertajuk "Riset Pasar: Berdayakan Lokal, Bisnis Mengglobal" untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat memiliki bisnis yang berkelanjutan.