Djoko Pekik Siapkan Lukisan 'Adu Badak dan Genosida 1965'  

Reporter

Senin, 28 September 2015 18:37 WIB

Djoko Pekik. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seniman Djoko Pekik kembali menyiapkan pameran tunggal lukisan bertema sosial politik. Untuk itu, Pekik sedang menciptakan lukisan raksasa berjudul Devide et Impera Sirkus Adu Badak. Lukisan yang akan dipamerkan pada 2016 itu sedang dalam proses pematangan ide. Tanggal dan tempat karya yang akan dipamerkan sedang disiapkan.

"Saya akan melukis sirkus adu badak," kata Pekik di rumahnya, Sabtu 26 September 2015 pekan lalu. Pekik tinggal di Dusun Sembungan, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pekik sudah memberi judul lukisan itu Devide et Impera Sirkus Adu Badak. Visual lukisannya berupa wajah-wajah badak yang saling beradu dalam sirkus. Sirkus Adu Badak, kata dia, menyimbolkan kondisi sosial politik Indonesia. Pekik melihat ada sesuatu yang tidak beres yang menimpa rakyat Indonesia, yakni sesama rakyat saling bertengkar. Pekik mencontohkan bagaimana Presiden Joko Widodo yang berusaha dijegal sana sini.

Dari lukisan itu, Pekik ingin menjelaskan bahwa Indonesia mengalami serangkaian politik adu domba sejak periode Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto hingga era kepemimpinan sekarang ini. Peristiwa 1965 adalah gambaran Indonesia yang mengalami adu domba. Perang saudara terjadi. Adu domba politik juga terjadi sebelum Indonesia merdeka dari penjajah Belanda. “Lewat lukisan itu saya ingin menyadarkan bahaya neo-kolonialisme,” kata Pekik.

Djoko Pekik merupakan seniman yang produktif. Hampir setiap tahun ia menghasilkan karya seni (lukisan maupun patung) bertema sosial politik. Pekik kerap menggunakan citraan binatang buas sebagai simbol dalam karyanya. Pada 2014, Djoko Pekik, memamerkan lukisan berjudul Go to Hell Crocodile di bursa pasar seni rupa Art Jog di Taman Budaya Yogyakarta.

Dalam lukisan itu, Pekik menciptakan citra seekor buaya yang melingkari ceruk galian tambang. Manusia bersenjatakan bambu runcing siap menghujamkan senjata itu ke tubuh buaya. Karya ini mengingatkan pada perusahaan tambang asing, yang menguras perut bumi Indonesia di Papua dan Nusa Tenggara. Lukisan ini dibanderol seharga Rp 6 miliar.

Terakhir, Pekik menggelar pameran tunggalnya di Galeri Nasional pada Oktober 2013. Pameran tunggal berjudul "Jaman Edan Kesurupan" itu melukiskan situasi saat ini ketika orang gila pada kekuasaan dan harta. Saking rakusnya, mereka sampai kesurupan. Beberapa karya yang Pekik pamerkan ketika itu adalah patung Berburu Pekik, Berburu Celeng, dan Memanah Matahari. Kini, patung bertema celeng itu disimpan di bengkel kerja miliknya di belakang rumah. Pekik juga menciptakan lukisan berjudul Berburu Pekik dan Berburu Celeng.

Selama ini Pekik memang identik dengan lukisan Berburu Celeng. Patung Berburu Celeng sendiri merupakan semacam serial dari lukisan Berburu Celeng. Lukisan tahun 1998 itu pernah menggemparkan jagat seni rupa Indonesia karena harganya semiliar rupiah.

Djoko Pekik yang lahir 2 Februari 1938 di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah merupakan seniman Sanggar Bumi Tarung yang ditangkap polisi pada 8 November 1965. Dia bebas dari tahanan pada 1972. Sejak awal, Bumi Tarung menghasilkan seniman berideologi kiri dengan karya seni bercorak realis. Pekik ditangkap terkait pemberangusan Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra.

Seniman-seniman Bumi Tarung waktu itu memang kebanyakan berhimpun ke Lekra. Meski dekat secara ideologis, secara struktural, Lekra tidak terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Joko Pekik adalah salahsatu seniman Lekra yang tidak bergabung ke dalam PKI.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

7 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

11 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

22 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

26 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

46 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

50 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

52 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

53 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

58 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya