Ilustrasi menonton film streaming online. TEMPO/Fajar Januarta
TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) sedang getol memberantas pembajakan film. Pada 15 Agustus 2015, APROFI melaporkan adanya penayangan film lokal yang ditayangkan tanpa izin di situs-situs film online.
Laporan tersebut segera direspons oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Pada 18 Agustus 2015, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan bahwa sebanyak 21 situs film online akan ditutup karena pelanggaran konten dan hak akses penggunanya.
Sekretaris Jendral APROFI, Fauzan Zidni, menanggapi dengan baik ketanggapan pemerintah dalam mengatasi pembajakan lewat internet. Fauzan mengatakan sedikitnya ada 25 film buatan anggotanya yang dibajak situs-situs online.
"Ini adalah kasus pertama sejak Undang-Undang yang baru pada 2014. Penutupan ini adalah langkah awal. Ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap industri kreatif," ujar Fauzan Zidni ketika dihubungi Tempo, pada 19 Agustus 2015.
Fauzan Zidni menjelaskan bahwa pemerintah cukup sigap menanggapi laporan ini. Dalam tiga hari setelah melapor, kata Fauzan Zidni, pemerintah sudah buat keputusan akan menutup situs-situs tersebut.
"Kami melapor ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual. Mereka akan verifikasi dan memberi rekomendasi ke Kemenkominfo. Lalu, Kemenkominfo akan menutup hak akses (ke situs online) berdasarkan rekomendasi yang diberikan kemenhukham," kata Fauzan.
Namun, Fauzan menjelaskan bahwa penutupan ke-21situs itu tidak bisa dilakukan sekaligus. Kemenkominfo memerlukan waktu untuk bersosialisasi dengan provider internet.
Berikut adalah 21 situs yang akan ditutup Kemenkominfo dan Kemenkumham:
