TEMPO.CO, Jakarta - Mad "Komar" Drajat, pemain sinetron Preman Pensiun, mengalami nasib nahas saat menjadi bintang tamu perhelatan Saket Festival Purwakarta 2015 di Purwakarta, Jawa Barat, yang digelar sepanjang Sabtu malam hingga Ahad dinihari, 15-16 Agustus 2015.
Peristiwa nahas yang menimpa pria berambut gondrong bertubuh gempal dan selalu memakai jaket jins dan sepatu lars itu terjadi tepat pukul 23.00. Saat itu dia sedang tampil di panggung kehormatan festival untuk menaiki gotong sisingaan, seni tradisional khas Subang yang tengah beratraksi di depan panggung dengan lagu Goyang Maranggi yang diiringi musik dangdut remix.
Sekonyong-konyong Komar turun dari panggung dan lari menuju gotong sisingaan lantas menaikinya. Namun, ketika dua penggotong di bagian depan sudah mengangkat sisingaan, dua penggotong lainnya terlambat mengangkat.
Bruk! Komar pun terjatuh dan terjengkang ke aspal sambil mengaduh kesakitan. Sejumlah panitia dan petugas kepolisian serta anggota Satpol PP dan TNI langsung mengamankan lokasi kejadian sambil memberikan pertolongan pertama kepada Komar.
Sekitar sepuluh menit Komar dipijat di lokasi kejadian, yang sempat menghentikan sejenak aksi pawai Goyang Maranggi. Lalu Komar dipapah sejumlah petugas menuju gedung kembar Nakula-Sadewa untuk diperiksa lebih lanjut oleh tim medis Saket Festival. Adapun para pemain gotong sisingaan "kabur" dari lokasi kejadian.
Sekitar 30 menitan diperoleh kabar bahwa Komar sudah tertidur pulas setelah mendapatkan perawatan intensif dari dokter dan ahli pijat. "Pak Komar memang mengalami luka dalam, tapi tidak ada tulang yang retak," kata dr Masrur.
Masrur mengungkapkan, sebelum tertidur, Komar sempat diberi obat antisakit dan dipijat. "Alhamdulillah, dia baik-baik saja," ia menegaskan.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan akan melakukan tindakan apa pun buat memberikan jaminan kesehatan kepada Komar, yang lahir pada 15 Juni 1969 di Banten. "Saya terus memantau perkembangannya. Nanti, kalau sudah bangun dan merasakan sesuatu, akan langsung dibawa ke rumah sakit," ujar Dedi.
Terjatuhnya Komar dari sisingaan, kata Dedi, karena insiden yang tak diduga-duga sebelumnya. "Sama sekali tak ada faktor kesengajaan. Itu hanya insiden biasa."