REVIEW: Ant-Man, Pertaruhan Marvel yang Berhasil (Lagi)

Reporter

Kamis, 23 Juli 2015 22:00 WIB

Michael Douglas dan Catherine Zeta Jones berpose bersama anak-anaknya, Carys Zeta Douglas (kiri), serta Dylan Micheal Douglas dalam premier film Ant-Man di London, 8 Juli 2015. Vianney Le Caer/Invision/AP

TEMPO.CO, Jakarta - Scott Lang (Paul Rudd) merasa frustasi. Gara-gara sempat menjadi narapidana, tak ada satu pun tempat kerja mau menerimannya. Alih-alih perusahaan besar, gerai fast food pun menolak lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) itu. Padahal, dia menanggung tunjangan putrinya, Cassie.

Putus asa, Scott kembali ke profesi awalnya sebagai pencuri. Targetnya, rumah milik ilmuwan jenius dan miliarder Hank Pym (Michael Douglas). Namun, apa yang ia temukan di sana bukanlah emas, uang, maupun perhiasan melainkan sebuah kostum merah-hitam ala-ala Kesatria Baja Hitam.

Meski tak sesuai harapan, Scott membawa pulang kostum itu dan dicobanya. Scott kaget, kostum itu membuatnya mengecil. Dalam kondisi mini, hal-hal kecil pun menjadi berbahaya baginya. Air keran menjadi tsunami, vaccum cleaner jadi tornado. Scott pontang-panting, kelabakan menghadapi 'hal kecil' itu meski akhirnya ia normal juga.

Belakangan, Scott baru tahu bahwa Hank Pym memang sengaja membiarkan kostum itu dicuri. Tujuannya, agar Scott terbiasa sebelum mengemban tugas lebih besar, menghancurkan teknologi serupa milik Darren Cross (Corey Stoll) yang berniat menjualnya ke perusahaan militer. Diimingi bantuan membayar tunjangan Cassie, Scott menerima tugas tersebut dan menggantikan Hank sebagai superhero mini, Ant-Man.

Ant-Man adalah karya terbaru Marvel Studios yang terkenal lewat film-film superheronya seperti Iron Man, Captain America, dan tentu saja Avengers. Disutradarai oleh Peyton Reed (Yes Man, Bring It On), Ant-Man menjadi epilog dari fase kedua kisah superhero Marvel pasca puncaknya: Avengers Age of Ultron.

Ant-Man sesungguhnya bukan sekedar epilog, tetapi juga proyek pertaruhan Marvel usai Guardians of The Galaxy tahun lalu di mana awalnya sama-sama tak terkenal. Tetapi, tantangan Ant-Man lebih berat dibanding Guardians karena nama dan kemampuannya tak menjual. Sulit membayangkan hal super dari pahlawan bernama dan berukuran semut.

Kenyataannya, pertaruhan Marvel berbuah manis. Kerja pontang-panting merevisi skenario dan menata ulang produksi akibat ditinggal sutradara sebelumnya, Edgar Wright (Shaun of The Dead), menghasilkan film yang menghibur, menyentuh, dan memanjakan mata untuk berbagai kalangan. Bahkan, tak sedikit menyebut film ini salah satu yang terbaik dari Marvel.

Ant-Man menghibur karena ceritanya ringan dan mudah dinikmati. Humor mengalir dengan lancar, masuk ke berbagai bagian cerita dengan pas. Beberapa memang agak slapstick, tapi tak sedikit pula humor yang cerdas lewat celetukan-celetukan Scott yang sarkastik atau teman-temannya yaitu Dave, Kurt, dan Luis yang tengil.

Adapun unsur Ant-Man yang menyentuh berasal dari plot father-daughter yang dimiliki dua tokoh utama, Hank dan Scott. Kisah Scott yang berjuang untuk bisa dekat dengan Cassie digarap dengan sepenuh hati. Penonton bisa merasakan betap Scott mencintai anaknya dan memperjuangkan apapun untuk bisa bersamanya. Cintanya pada Cassie bahkan menyelamatkannya dari bahaya-bahaya di dunia mini.

Sementara Scott berjuang untuk bisa dekat dengan Cassie, Hank berjuang untuk memperbaiki hubungan dengan putrinya, Hope (Evangeline Lilly), yang sesungguhnya berambisi jadi Ant-Man. Peyton menggambarkan dengan apik dinamika hubungan Hank dan Hope. Hank mati-matian mencegah Hope menjadi Ant-Man karena ia tahu Hope bergerak dengan dasar dendam dan emosi kepada dirinya. Dengan emosi, Hank memandang Hope akan gegabah selama misi sabotase Darren Cross.

Sementara itu, bagian memanjakan mata jelas datang dari visualisasinya. Ant-Man menonjolkan visualisasi macro cinematography yang memberikan perspektif baru kepada penonton seperti apa dunia mini itu. Segala hal yang selama ini terlihat biasa jadi terlihat luar biasa ketika diambil dari sudut pandang semut. Peyton sampai mengandalkan satu unit kamera dengan lensa makro sendiri untuk mendapatkan visualisasi ini.

Terlepas dari segala kelebihannya, Ant-Man memiliki kekurangan di sisi antagonis. Ya, penyakit lama Marvel. Tokoh Darren Cross yang terlihat ambisius, pemarah, dan bajingan sepanjang film diakhiri kisahnya secara antiklimaks. Padahal, pengembangan karakternya lumayan bagus sejak awal film.

Terakhir, pasang mata dan telinga baik-baik dari awal hingga akhir kredit film. Ciri khas Marvel. menebar banyak benih untuk film mereka berikutnya mulai dari Spider-Man hingga Captain America Civil War. Akhir kredit pun memberikan cuplikan adegan pertengahan film Captain America Civil War di mana Ant-Man akan menjadi salah satu tokohnya.

ISTMAN MP



Berita terkait

Rating Film Thor: Love and Thunder Mandek di 76%, Chris Hemsworth Salahkan Dirinya

8 jam lalu

Rating Film Thor: Love and Thunder Mandek di 76%, Chris Hemsworth Salahkan Dirinya

Penyesalan Chris Hemsworth akan perannya sebagai Thor dalam film Thor: Love and Thunder dan projek mendatang yang akan ia bintangi.

Baca Selengkapnya

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

1 hari lalu

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.

Baca Selengkapnya

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

5 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

7 hari lalu

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

7 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

13 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

15 hari lalu

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

16 hari lalu

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.

Baca Selengkapnya

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

19 hari lalu

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.

Baca Selengkapnya

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

21 hari lalu

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal

Baca Selengkapnya