TEMPO.CO, Jakarta - Bermain di film Jepang berjudul Yakuza Apocalypse, adalah prestasi membanggakan bagi Yayan Ruhian yang belum lama berkarier di dunia film. Banyak yang Yayan pelajari selama tiga pekan bekerja sama dengan orang perfilman di Negeri Sakura itu.
Pria asal Tasikmalaya ini merasakan perbedaan yang signifikan antara membuat film di Jepang dan Indonesia. Menurut Yayan, orang Jepang memiliki tingkat kedisplinan yang tinggi.
"Bikin film di sana (Jepang) sama di sini (Indonesia) beda. Bedanya, kalau di sana disiplin, di sini nggak," ujar Yayan Ruhian kepada Tempo saat ditemui di Plaza Semanggi, 29 Juni 2015.
Seperti diutarakan Yayan, produksi film dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dari pertemuan awal, latihan naskah dan koreografi, hingga pengambilan gambar tidak pernah melenceng dari waktu yang ditetapkan.
Bukan hanya orang-orang di industri film yang disiplin. Pelatih pencak silat ini juga kagum dengan pola kerja orang Jepang secara umum. "Bukan hanya orang-orang filmnya. Semua orang di Jepang memang disiplin. Kayanya itu sudah jadi budaya mereka," ujar pemeran film Merantau (2009) dan The Raid (2012) ini.
Setelah kembali ke Indonesia, Yayan pun langsung rindu dengan suasana di Jepang. "Yang saya rindukan dari Jepang cuma satu. Kedisplinannya saja," kata pria berambut gondrong itu.
Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.