Bursa Seni Rupa Art Jog Hanya Pamerkan Satu Karya Lukis  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 3 Juni 2015 18:27 WIB

Pengunjung membanjiri pembukaan ArtJog 12 melewati karya instalasi "Unidentifying Unflying Object" karya Heri Dono di Taman Budaya Yogyakarta, (14/7/2012). Pameran seni rupa dan pasar seni ArtJog tahun ini mengusung tema "Looking East" dan diikuti oleh 155 seniman dalam dan luar negeri. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ada 86 seniman dari berbagai negara dan daerah di Indonesia berpartisipasi sebagai peserta Art Jog di Taman Budaya Yogyakarta, 6-28 Juni 2015. Tapi hanya satu karya lukis yang dipamerkan dari 103 karya seni rupa. Selebihnya karya seni rupa bercorak flux dengan berbagai media.

Bursa seni rupa yang ke delapan kalinya itu memilih tema “Infinity in Flux: The Unending Loop that Bond the Artist and the Audience”. “Seluruhnya (karya) interaktif dengan pengunjung,” kata kurator Art Jog, Bambang Toko Witjaksono, dalam jumpa pers di Greenhost Boutique Hotel, Yogyakarta, Rabu, 3 Juni 2015.

Dia menjelaskan, sesuai dengan temanya, flux yang bermakna tak terbatas, Art Jog tahun ini menampilkan karya-karya bersifat intermedia. Seni konvensional mengenal lukisan dan patung, konsep flux memberi kesempatan seniman mengolah alat, bahan, dan teknik yang tak terbatas. Jadi tak hanya penglihatan yang dimanjakan, tapi semua indra pun bisa merasakannya. Semisal dengan bunyi, gerak, bahkan aroma dan rasa.

“Perkembangan teknologi membawa pengaruh pada karya (seni), termasuk cara menikmatinya,” ucapnya. Tak heran, ujar nya, hanya ada satu karya lukis dalam Art Jog kali ini.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Art Jog selalu memilih satu seniman atau kelompok sebagai Commission Artist. Karyanya dipajang di pelataran gedung Taman Budaya. Tahun ini, panitia memilih Indieguerillas. Kelompok ini beranggotakan suami-istri Miko Bawono dan Santi Ariestyowanti. Keduanya merupakan seniman yang selama ini dikenal dengan karya mix-media.

Indieguerillas menampilkan karya berupa wahana delapan sepeda interaktif berjudul Taman Budaya. Sepeda itu ditempatkan dalam Green Flux, instalasi menyerupai bola. Instalasi bola setinggi 12 meter itu terbuat jalinan kawat dengan permukaan terbalut sejenis tanaman pagar (Cuphea hyssopifolia).

Direktur Art Jog Satriagama Rakantaseta menuturkan Art Jog mulai mendapat tempat di tengah masyarakat. Tak hanya para pelaku seni, tapi masyarakat secara umum. Dia berharap acara ini tak sekadar menjadi ajang bagi transaksi karya seni saja. Namun juga mampu menggerakkan sektor ekonomi lain.

Pameran seni rupa yang digelar saat libur panjang ini mengundang banyak pengunjung setiap tahun. Meski pengunjung dikutip biaya masuk.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya