Merusak Keindahan, Sejuta Gembok Cinta di Paris Disingkirkan  

Reporter

Senin, 1 Juni 2015 08:42 WIB

Kemilau menara Eiffel yang bertaburan lampu-lampu beserta tulisan "Nelson Mandela 1918-2013" saat ikut mengenang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela di Paris, (14/12). REUTERS/Jacky Naegelen

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Paris, yang jengkel melihat banyaknya gembok yang dipasang para turis di jembatan-jembatan kota, akan menyingkirkan 45 ton gembok-gembok itu pekan depan.

Para turis dari seluruh penjuru dunia datang ke Jembatan Pont des Arts di atas Sungai Seine untuk memasang gembok yang melambangkan cinta abadi mereka dan membuang kuncinya ke sungai.

Aksi para turis itu membuat jembatan ikonik tersebut menanggung beban terlalu berat.

Tahun lalu, polisi menyelamatkan turis dari Jembatan Pont des Arts saat bagian jembatan sepanjang 155 meter yang digantungi gembok runtuh. Otoritas setempat bersusah payah berusaha menghentikan kegilaan tersebut.

Sebuah papan plastik dipasang sebagai gantinya dan pihak berwenang mendorong para turis mengunggah foto selfie ketimbang memasang gembok.

Namun tampaknya tidak ada yang dapat menghalangi kekuatan cinta. Para wisatawan tetap memasang gembok-gembok di jembatan dan tempat lain.

Jembatan Pont de l'Archeveche di depan Katedral Notre Dame kini juga kebanjiran gembok, sementara gembok-gembok lain dapat ditemui di sekitar kota.

Khawatir dengan "kerusakan warisan budaya" dan risiko keamanan para turis yang memenuhi Pont des Arts, pemerintah Paris memutuskan menyingkirkan gembok-gembok itu mulai Senin, 1 Juni 2015.

"Kami akan menyingkirkan hampir sejuta atau 45 ton gembok," kata pejabat Pemerintah Kota Paris, Bruno Julliard, yang mengkritik keberadaan gembok itu dengan menyebutnya merusak keindahan sebagian jembatan terindah di Paris.

Besi-besi di jembatan akan diganti dengan karya seni pada musim panas dan kemudian diganti dengan panel tembus pandang.

"Kami ingin Paris tetap menjadi kota cinta yang romantis," kata Julliard. Dia menambahkan, ada dorongan agar para sejoli mengekspresikan cinta mereka dengan cara berbeda, misalnya dengan swafoto.

Jean, 57 tahun, turis dari selatan Prancis yang berjalan bergandengan tangan dengan kekasihnya, Marion, 42 tahun, menyayangkan rencana pemerintah itu dan menyebutnya "bodoh".

"Mengunci gembok ke jembatan ini merupakan simbol menyegel cinta, di Paris sini, kota cinta," katanya seperti dilansir laman CNA.

Guillermo, 33 tahun, dari Argentina, yang bersiap menjepitkan gembok ke jembatan untuk menunjukkan perasaannya kepada kekasih baru yang suatu hari ingin dia nikahi, menyarankan agar pemerintah Paris mengumpulkan semua gembok "untuk membuat semacam patung atau monumen".

ANTARA

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

57 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya