Mad Max Fury Road: Kisah Feminis di Akhir Dunia (Review)

Reporter

Minggu, 17 Mei 2015 17:26 WIB

(Kiri-kanan) Hugh Keays-Byrne, Nathan Jones, Charlize Theron, Rosie Huntington-Whiteley, Tom Hardy, Riley Keough, Megan Gale, Zoe Kravitz, Josh Helman, Courtney Eaton dan Abbey Lee, berfoto bersama di premier film "Mad Max: Fury Road" di Hollywood, California, 7 Mei 2015. Kevin Winter/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Alkisah di suatu masa, bumi menatap akhirnya. Tak ada lagi hutan, laut, dan gunung. Apa yang tersisa hanyalah padang pasir tanpa satupun oasis terlihat di ujung. Dan, di masa itu, satu-satunya cara bertahan hidup adalah menguasai sumber daya yang tersisa: air tanah dan minyak bumi. Namun, jumlah yang menipis, membuat manusia yang tersisa membentuk faksi dan berlomba menguasainya.

Max Rockatansky (Tom Hardy), mantan polisi, tak ingin terlibat. Dirinya memilih untuk menyendiri, mengembara tanpa arah. Sial baginya, di tengah pengembaraan ia ditangkap sekelompok pria botak berkulit pucat karena tanpa sengaja memasuki wilayah mereka. Mereka, yang menjuluki diri War Boys, adalah anak buah dari seorang Warlord bertopeng tengkorak bergigi kuda, Immortan Joe (Hugh Keays-Byrne).

Joe bukan sembarang Warlord. Dia memerintah di sebuah ngarai bernama Citadel, Ia memiliki misi mengusai dunia dan memenuhinya dengan keturunan murni. Untuk mencapai hal itu, ia menguasai perempuan-perempuan cantik yang tersisa sebagai istrinya sekaligus menguasai mata air bernama Aqua Cola agar tak ada satupun yang berani melawannya.

Misi Joe membuat jijik panglima perangnya yang bernama Imperator Furiousa (Charlize Theron). Tak ingin melihat perempuan diperbudak Joe sebagai alat berkembang biak, Furiosa menculik lima istri cantik Joe yang disebut sebagai The Breeders. Max, yang mencoba kabur dari Joe, melihat misi Furiousa sebagai satu-satunya cara membebaskan diri.

Kisah Max, Joe, dan Furiosa tersebut merupakan hidangan utama dari film terbaru sutradara veteran George Miller, Mad Max Fury Road. Patut dicatat, Fury Road adalah kisah terbaru seri Mad Max seusai film ketiganya, Beyond Thunderdome, rilis tiga dekade lalu.

Fury Road adalah karya Miller yang ditunggu-tunggu penggemarnya. Bagaimana tidak, selain baru muncul 30 tahun setelah prekuel-nya, masa produksinya pada tahun 2011 terkendala banyak hal hingga harus menjalani serangkaian syuting ulang. Di satu sisi, Fury Road jadi penyegaran filmography Miller yang 10 tahun terakhir lebih diisi film anak seperti Happy Feet, Babe, dibanding yang 'ganas' seperti Mad Max.

Uniknya, meski Fury Road memakai nama Mad Max di judulnya, fokus utama film ini justru bukan pada tokoh Max. Tokoh Max di Fury Road justru lebih seperti tokoh pembantu karena dialognya yang minim dan tanpa pengembangan karakter.

Fokus utama Fury Road justru ada pada Furiosa dan The Breeders. Lewat keduanya, Miller memposisikan Fury Road sebagai sebuah film action fiminist di mana perempuan mencoba independen dengan melawan dominasi para pria. Lihat saja kisah filmnya, Furiosa mencoba membebaskan para Breeders dari Joe yang memperbudak mereka layaknya sebuah properti.

The Breeders sendiri tidak ditampilkan layaknya perempuan rapuh yang harus selalu ditolong. Meski mereka terdiri atas perempuan-perempuan cantik dan terlihat lemah, mereka tetap mencoba membela diri dengan cara mereka. Bahkan semuanya berani baku tembak dengan pasukan Joe. Mereka tak ingin anak-anak mereka terus-menerus menjadi War Boys-nya Joe. "Kami bukan benda-mu," tulis mereka untuk Joe.

Dibantu penulis drama dan feminis yang terkenal lewat karya The Vagina Monologues, Eve Enssler, kisah feminis yang ditampilkan Miller terlihat matang. Sepanjang film, tokoh Furiosa dan The Breeders konsisten sebagai tokoh feminis. Mereka tampil sebagai perempuan tangguh yang berani bertarung dengan pria. Bahkan, tak satupun dari mereka dipaksakan memiliki kisah cinta dengan Max.

"Aku membaca skrip final (Fury Road) dan aku terkesima. Kekerasan terhadap perempuan, akibat ras dan ekonomi, adalah salah satu isu penting saat ini. Dan, film ini menekankan hal itu blakblakan," ujar Eve sebagaimana dikutip dari majalah Time.

Mad Max menonjol bukan hanya karena kisah feminisnya, tetapi juga karena adegan kejar-kejarannya (car chase) yang menjadi ciri khas seri Mad Max. Hampir sebagian besar film ini diisi dengan adegan kejar-kejaran mobil beroktan tinggi antara Max, Furiousa, dan pasukan Joe. Paruh utama film pun diisi car chase nyaris tiada henti, diikuti musik rock metal dari Junkie XL yang membetot adrenalin.

Adegan car chase Fury Road tak sekedar kejar-kejaran antarmobil. Ada kegilaan di dalamnya. Ambil contoh, di suatu adegan, penonton bisa menemukan salah satu mobil Joe yang mengejar Max mengangkut satu set speaker raksasa dengan gitaris metal unjuk bagian di atasnya. Dan, dari gitarnya, muncul api. Dua kata: absurd dan gila.

Salut patut diucapkan pada Miller karena sebagian besar adegan kejar-kejaran itu tidak mengandalkan animasi komputer atau layar hijau. Sebaliknya, Miller mengandalkan practical effect di mana ratusan mobil yang mengejar Max benar-benar dihancurkan, dijungkirkan hingga pengendaranya benar-benar terpelanting tak karuan. Beruntunglah Miller, tak ada yang benar-benar tewas akibat ulahnya

Desain produksi Fury Road juga tak kalah menarik. Untuk film ber-setting akhir dunia, setting Fury Road benar-benar terlihat ganas dan gersang. Miller bahkan membuat 150 mobil lintas medan khusus untuk setting itu. Selain itu, desain karakternya juga unik seperti manusia yang memakai pakaian burung, Joe yang memakai topeng tengkorak bergigi kuda, hingga satria bergitar pelontar api bernama Coma-Doof Warrior.

Akhir kata, Mad Max Fury Road adalah film aksi yang anti-mainstream untuk standar film aksi 2010-an. Lupakan kehadiran pria-pria macho ala Vin Diesel di Furious 7 karena Fury Road adalah tempat tokoh perempuannya memiliki peran dominan. Lupakan juga atraksi gila mobil yang dibuat komputer seperti Furious 7 karena atraksi mobil di Fury Road 'benar-benar' gila.

Mad Max Fury Road
Studio: Warner Bros
Sutradara: George Miller
Produser: George Miller
Pemeran: Tom Hardy, Charlize Theron, Rosie Huntington, Hugh Keays-Byrne, Nicholas Hoult.
Durasi: 120 menit

ISTMAN M.P.

Berita terkait

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

2 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

3 hari lalu

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

4 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

10 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

11 hari lalu

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

13 hari lalu

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.

Baca Selengkapnya

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

15 hari lalu

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.

Baca Selengkapnya

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

17 hari lalu

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal

Baca Selengkapnya

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

18 hari lalu

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.

Baca Selengkapnya

Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

19 hari lalu

Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya