Memberdayakan Musik Perempuan Lewat SISTERHOODGIGS  

Reporter

Editor

Jumat, 24 April 2015 18:02 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Dunia musik di Indonesia tentu tak asing dengan penyanyi atau musisi wanita. Bahkan, bisa dikatakan, penyanyi solo perempuan lebih mudah menjual lagu-lagu yang mereka nyanyikan dibanding para solois pria. Namun, menurut pengamat musik Robin Malau, posisi mereka masih terpinggirkan. "Meski konon sudah banyak perubahan, sepanjang sejarah industri musik Indonesia, kaum perempuan nyatanya masih saja terjebak dalam kondisi yang marjinal," kata Robin, pemilik perusahaan agregator musik Indonesia, Musikator.

Tentang peran perempuan dalam industri musik Indonesia akan dibahas dalam Ngobrol @ Tempo.co #MusikTempo pada Rabu, 29 April 2015 di Common People, Kemang Jakarta Selartan. Robin alan memandu perbincangan dengan penyanyi Tere sebagai narasumber.

Menurut Robin, industri musik Indonesia masih patriarkal, baik dilihat dari para petinggi perusahaan rekaman, media massa, penyelenggara acara, dan sejumlah elemen lain di industri musik. "Perempuan lebih sebagai obyek dan konsumen."



Tentu saja Robin mencatat solois Titiek Puspa dan kelompok band Dara Puspita pada 1970-an. "Akan tetapi tak banyak perempuan yang mampu menjadi dirinya sendiri dalam industri yang masih sangat misoginis kala itu," ujar dia. Para musisi perempuan hanya mengekor di belakang tren yang diciptakan musisi pria. Yang lebih parah, mereka kerap hanya menyuarakan lagu-lagu yang dibuat oleh musisi lelaki.

Hal itu amat terasa pada 1980-an ketika para pencipta lagu pria menciptakan lagu-lagu "cengeng" yang dinyanyikan oleh para penyanyi wanita dengan mata sendu dan berurai air mata. Perempuan dicitrakan sebagai makhluk yang cengeng dan korban pria, tanpa bisa melawan.

Robin mencatat ada perkembangan menarik pada 1990-an. ketika satu-dua musisi perempuan muncul dengan semangat independen, yang mungkin juga terinspirasi dari gerakan feminisme dalam industri musik di Barat kala itu. "Di antaranya adalah Oppie Andaresta yang vokal dalam menyuarakan sudut pandang perempuan mandiri. AtauMelly Goeslaw yang lantang berbicara lewat lirik lagu yang nyeleneh dan berani. Semangat itu sempat terus bergulir di era 2000-an, bisa kita cermati dari lagu-lagu ciptaan Kikan, ujung tombak band Cokelat saat itu, begitupun lagu-lagu tERe, Audy, Andien, bandperempuan SHE, Utopia, dan masihbanyak lagi."

Sayangnya, angin segar itu kembali berhenti belakangan ini, ketika demam lagu Melayu yang dilanjutkan dengan serangan girlband ala Korea yang melanda seluruh dunia. "Industri musik yang tengah bertarung melawan transisi digital dan keganasan pembajakan, kembali berupaya mengambil kendali atas tubuh perempuan," ujar Robin lagi.

Hasilnya? Kelompok vokal perempuan berkostum seragam dan berwajah nyaris sama, digadang-gadang menjadi dagangan terbaru industri musik. Mirisnya lagi adalah ketika hanya kemasan produklah yangmenjadi titik beratnya, bukan musik. Perempuan kembali dicitrakan oleh industri musik sebagai makhluk yang tak berdaya, kali ini sebagai boneka cantik seperti Barbie.

Di saat seperti ini, Robin melihat kemunculan sebuah gerakan perjuangan perempuan melalui musik dengan nama"Sisterhoodgigs". "Cikal bakal gerakan ini dimulai dari sebuah event spontan di kafe Earhouse milik musisi indie Endah dan Rhesa, yang mengajak sejumlah musisi perempuan seperti Kikan,Melanie Subono, tERe, Pia (ex vokalis Utopia) danduo PopTheDisco FiA danSara, berbagi ketulusan rasa lewat musik."

tERe yang masihterinspirasi dengansemangatkebersamaanitu lantasmengajak FiA, Riry (ex gitaris SHE), dan Sara, untukmenginisiasi perhelatan musik berkala dari perempuan untukperempuan. Ide dasarnya adalah sharing and jamming dengan semangatkekeluargaan. Sebuah event musik pro bono sebulan sekali, yang ditujukanbagimusisi perempuan, baik yang sudah berpengalaman maupun barudibelantara musik.

Sisterhoodgigs memang baru menggelar 6 kali sesi akustik sejak 28 Oktober 2014, namun yang menarik adalah respon positif yang begitu besar dari banyakmusisi perempuan. Ruang berekspresi yang hangat penuh semangat kekeluargaan inilah yang dirindukan oleh perempuan yang ingin berkarya di musik. Tempat di mana mereka bisa menjadi diri sendiri, tanpa terbebani pesan sponsor, kemauan produser, maupun tekanan manajer.

Menurut Robin, Sisterhoodgigs seakan menjadi melting pot yang mampu mencairkan gap antar musisi perempuan, melekatkan sekaligus menjadi ajang berbagi, menyediakan ruang berekspresi tak berbatas, dalam konsep musik akustik yang intim dan interaktif tanpa sekat dengan penonton.

Apakah usaha mereka berhasil? "Memang masih banyak jalan yang harus ditempuh untuk bisa merekonstruksi peran perempuan di industri musik. Namun setidaknya melalui gerakan Sisterhoodgigs ini, khalayak luas tahu bahwa perempuan Indonesia yang memilih musik sebagai jalan hidupnya, punya pilihan menjadi pelaku ketimbang sekadar menjadi objek dalam industri," kata Robin.


Qaris Tajudin

Berita terkait

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

2 hari lalu

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

Duta Sheila on 7 hari berusia 44 tahun tetap menunjukkan eksistensinya dalam berkiprah di industri musik Tanah Air. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

3 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

9 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

11 hari lalu

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.

Baca Selengkapnya

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

15 hari lalu

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

23 hari lalu

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

28 hari lalu

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik

Baca Selengkapnya

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

46 hari lalu

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.

Baca Selengkapnya

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

47 hari lalu

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya

Baca Selengkapnya

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

50 hari lalu

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.

Baca Selengkapnya