Film Ini Ungkap Serangan Umum Bukan Ide Soeharto

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 28 Februari 2015 05:59 WIB

Monumen Serangan Oemom Satu Maret, DI Yogyakarta. ANTARA/ Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Yogyakarta- Film berjudul "Sebelum Serangan Fajar" disinyalir mengungkap penggagas sebenarnya Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Bahwa serangan umum yang dikenal hanya berlangsung selama enam jam itu bukan atas ide Komandan Pasukan Wehrkreise III (Daerah III) Letnan Kolonel Soeharto. Melainkan atas perintah Raja Kasultanan Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono IX kepada Soeharto.

"Film ini klarifikasi sejarah Serangan Umum 1 Maret. Sekaligus memunculkan peran Sultan Hamengku Buwono IX," kata sutradara film Sebelum Serangan Fajar, Triyanto Hapsoro saat ditemui menjelang pemutaran film itu di Ruang Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Jumat 27 Februari 2015.

Dalam film yang dibuat pada Juni 2014 itu memunculkan adegan surat-menyurat antara Hamengku Buwono IX yang berada di keraton kepada Panglima Besar Angkatan Perang Letnan Jenderal Soedirman yang berada di lokasi gerilya. Surat tersebut disampaikan oleh kurir.

Dalam suratnya, Hamengku Buwono IX mengusulkan agar para gerilyawan melakukan serangan besar-besaran secara serentak dan terkoordinir ke Yogyakarta yang diduduki tentara Belanda usai Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948. "Untuk menunjukkan kepada dunia internasional, bahwa Indonesia masih ada," demikian alasan HB IX dalam film berdurasi 36 menit itu.

Soedirman menyetujui. Dia meminta Hamengku Buwono IX untuk berkoordinasi dengan Soeharto. Kemudian muncul adegan pertemuan antara Hamengku Buwono IX dan Soeharto di Keraton Yogyakarta. Dalam dialog empat mata itu, Hamengku Buwono IX memerintahkan secara langsung kepada Soeharto untuk melakukan penyerangan.

"Sanggup melakukan penyerangan hanya enam jam?" tanya Hamengku Buwono IX yang langsung disanggupi Soeharto yang bertugas sebagai operator serangan.

Pemutaran film itu dilanjutkan dengan diskusi yang digelar Program Studi Sejarah USD Yogyakarta dengan Pusat Studi Dokumentasi Sejarah Indonesia (PSDSI). Menurut Peneliti PSDSI Yerry Wirawan, film tersebut mengambil sudut pandang lain dari film tentang sejarah yang sama yang berbeda versi.

Film-film sebelumnya, seperti film "Enam Djam di Djogja" karya sutradara Usmar Ismail dan film "Janur Kuning" karya sutradara Alam Rengga Surwadjaja mengangkat penyerbuan gerilyawan ke Yogyakarta. Sedangkan "Sebelum Serangan Fajar" berfokus pada kisah sebelum penyerangan dilakukan. "Film ini interpretasi ulang atas sejarah dan riset. Tapi bukan dalam bentuk teks, tetapi visual film," kata Peneliti PSDSI Yerry Wirawan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

11 menit lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

52 menit lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

23 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

1 hari lalu

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

6 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya