Blusukan Jokowi, Parodi Abiyoso Korup dan Gandrik

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 10 Februari 2015 07:44 WIB

Teater Gandrik.(TEMPO/Novi Kartika)

TEMPO.CO, Yogyakarta- Sudah terlanjur itu wajar. Besok terlanjur juga wajar. Biasakanlah terus dengan terlanjur. Kamu sudah terlanjur bodoh saja. Aku tidak mempersoalkannya. Kita bisa memaklumi orang bodoh. Tapi orang keras kepala selalu menjengkelkan.

Inilah penggalan narasi yang akan dipentaskan kelompok seni teater Yogyakarta, Teater Gandrik berjudul Tangis di Cocert Hall, Taman Budaya Yogyakarta, Rabu malam, 11 Februari 2015. Pemain teater kawakan, Butet Kertaradjasa dalam pentas itu akan berperan sebagai juragan Abiyoso, juragan batik yang melakukan penyimpangan.

Abiyoso yang pernah menjadi prajurit semasa kolonial Belanda bercokol di Indonesia. Dia bekerja sama dengan Belanda dan mendapat duit Gulden sebagai modal untuk mendirikan pabrik batik. Padahal, duit itu harus dibagi-bagikan. Ia kuasai duit itu. Abiyoso korup. Seumur hidup rahasia kelakuan korup itu menghantuinya. “Juragan Abiyoso takut dengan suara tangis,” kata tim produksi Teater Gandrik, Citra Pratiwi ketika dihubungi, Senin, 9 Februari 2015.

Tema korupsi lekat dengan pentas teater itu. Penggalan narasi itu, kata Citra menggambarkan betapa rakyat memaklumi dan menganggap wajar dengan perilaku korup itu. Ini karena penguasa sengaja menciptakan situasi agar rakyat menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar dan sudah biasa.

Menurut Citra, pentas teater kali ini mengangkat berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini. Ada banyak narasi yang dihubungkan dengan konteks situasi Indonesia kini, seperti korupsi dan blusukan Presiden Joko Widodo. Tema teater secara umum bicara tentang Indonesia masa kini. “Cerita utama soal kehidupan masyarakat kecil yang berhubungan dengan penguasa,” kata Citra.

Tangis merupakan karya Heru Kesawa Murti, pendiri kelompok teater ini. Lakon yang dipentaskan Teater Gandrik ini berasal dari gabungan dua naskah karya Heru Kesawa Murti. Dua naskah itu adalah Juragan Abiyoso dan Tangis. Naskah yang dipentaskan kali ini diadaptasi oleh cerpenis dan penulis prosa Agus Noor.

Teater Gandrik yang berorientasi pada kesenian rakyat menggunakan pendekatan teater modern dalam setiap pementasan. Seniman kawakan Butet Kertaradjasa, Djaduk Ferianto, dan Susilo Nugroho yang kental dengan budaya Jawa kali ini mengangkat fenomena trik air mata yang sudah menjadi kebiasaan di Indonesia. “Lakon mementaskan mulai trik untuk mendapatkan iba hingga mendapatkan jabatan,” kata Citra.

Pementasan Tangis semula diperkenalkan sebagai pertunjukan dramatic reading. Kali ini pentas akan mengadopsi teori ‘Teater Penyadaran’, mengajak penonton untuk ikut terlibat dan merasakan permasalahan yang diangkat menjadi tema pertunjukan.

Pada 9 Desember 2014, Teater Gandrik menggelar pementasan berjudul Tangis untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosumantri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Waktu itu Gandrik menyajikan Dramatic reading atau pementasan dengan membaca teks. Dramatic reading digunakan Teater Gandrik pada 1980-an.

Sedangkan, pentas teater yang akan berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta itu berlangsung tanpa teks. Pentas yang berdurasi dua jam itu juga tetap mempertahankan guyonan khas Gandrik dan melibatkan penonton. “Cerita yang dipentaskan pun lebih utuh dibanding pentas di UGM. Ada cerita baru,” kata Citra. Selain itu, pertunjukan kali ini menggunakan iringan musik teatrikal dan penataan cahaya. Pertunjukan berlangsung pada Rabu, pukul 20.00-22.00.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

5 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

17 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

17 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

20 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

56 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa dan Ratusan Tokoh Dukung Gugatan Kecurangan Pemilu ke MK

57 hari lalu

Butet Kartaredjasa dan Ratusan Tokoh Dukung Gugatan Kecurangan Pemilu ke MK

Butet Kartaredjasa telah menggalang dukungan dari 180 seniman, penulis, jurnalis dan pekerja kreatif seni lainnya mengenai dukungan gugatan pilpres.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Ajak Seniman Bersuara Lawan Keganjilan Pilpres Lewat Pameran

17 Februari 2024

Butet Kartaredjasa Ajak Seniman Bersuara Lawan Keganjilan Pilpres Lewat Pameran

Seniman Butet Kartaredjasa sedang menyiapkan pameran seni rupa bersama sebagai bentuk ekspresi merespon berbagai keganjilan di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Ganjar Bertemu Butet Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pilpres: Aku Nggak Lemes

17 Februari 2024

Ganjar Bertemu Butet Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pilpres: Aku Nggak Lemes

Ganjar bertemu dengan seniman Butet, aktivis, dan tim pendukungnya di Yogyakarta untuk menguatkan mereka selepas hasil penghitungan cepat Pemilu

Baca Selengkapnya