Basoeki Abdullah dan Bunda Maria Jawa Berkebaya

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 8 Februari 2015 03:55 WIB

Lukisan `Maria` Karya Basoeki Abdullah. (koran.tempo.co)

TEMPO.CO, Jakarta- Basoeki Abdullah atau Pak Bas, pelukis kenamaan Indonesia meninggal pada 5 November 1993 di usia 78 tahun. Kematiannya tragis. Seorang pencuri masuk ke kamarnya, di Jalan Keuangan Raya 19, Jakarta, dengan niat menjarah koleksi arlojinya. Tatkala Basoeki tergeragap, sang pencuri menyambar bedil koleksi Basoeki yang ada dalam almari dan menghantamkannya ke kepala sang pelukis. Januari lalu, dihitung dari tahun kelahirannya (ia lahir pada 27 Januari 1915) genap 100 tahun Basoeki.

Dunia seni rupa mengenang Pak Bas adalah satu-satunya pelukis kita yang mengembara dari istana ke istana, dari Istana Bogor sampai Thailand, Kamboja, Filipina. Ia melukis keluarga kerajaan dan para tamu negara. Ia--tapi di mana saja tinggal--juga melukis nyonya-nyonya kaya, anak-anak keluarga terhormat, artis, atau siapa saja yang mau dengan tarif yang telah ditentukan sesuai dengan besar kecilnya kanvas.

Lukisan Basoeki Abdullah yang populer lainnya adalah lukisan Maria versi Jawa. Terutama di kalangan Katolik Jawa Tengah. “Bunda Maria versi Jawa dibuat Basoeki semasa tinggal di Belanda. Kini tersimpan di Museum Nijmegen,“ kata Romo Gregorius Subanar SJ.

Tak seperti umumnya kalangan seniman Eropa yang sering menampilkan Bunda Maria sebagai perempuan berselubung matahari dengan kaki menginjak bulan, Basoeki menggambarkan Maria sebagai perempuan berkudung, berkebaya hitam, dan berbatik parang rusak melayang di atas gunung berapi.

Mata Maria itu terpejam. Rambutnya tertutup kerudung selendang panjang berwarna biru tipis. Dua buah tangannya terhampar seolah sedang mendoakan semesta. Salah satu puncak gunung berapi mengepulkan asap. Di hamparan gunung itu ada sawah berteras-teras, pohon kelapa, sungai mengalir, rerimbun hutan. Maria seolah pelindung gunung. Ia lambang kesuburan.

Bunda Maria versi Jawa, dalam risetnya, Romo G. Subanar pernah melihat repro lukisan ini terpampang di majalah Katolik Claverbond edisi tahun 1940-an. Repro itu hitam putih. Romo Banar kemudian mengirim surat ke Museum Nijmegen Belanda untuk menanyakan hal itu. “Saya malah dapat dua versi repro Maria Versi Jawa,” katanya.

Keduanya mirip. Malah nyaris sama. Bedanya, di versi kedua, terdapat gambar seekor ular raksasa melilit kedua gunung. Kepala ular itu di gunung satu, matanya melotot tajam, lidah menjulur dan terlihat gigi tajam putih. Sementara ekor ular melilit puncak gunung yang menyemburkan asap.

Menurut Romo Banar, setidaknya ada lima lukisan karya Basuki yang menggambarkan “keimanan Katolik” dalam nuansa Jawa. Di samping dua Bunda Maria Versi Jawa (dua versi) di atas, ada dua buah lukisan berjudul Kelahiran dan Tri Tunggal. Satu lukisan lain dibuat di dinding altar Gereja Katedral Randusari, Semarang.

TIM TEMPO | SUNUDYANTORO

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

50 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina

Baca Selengkapnya

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

25 Februari 2024

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.

Baca Selengkapnya

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.

Baca Selengkapnya

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.

Baca Selengkapnya

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.

Baca Selengkapnya

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.

Baca Selengkapnya

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.

Baca Selengkapnya