Para pemenang Denpasar Film Festival bersama wali kota Denpasar Ida Bagus Rai Mantra
TEMPO.CO , Denpasar : Festival film dokumenter bertajuk Denpasar Film Festival telah memulai pembukaan penerimaan karya untuk tahun ini. Adapun tema tahun ini adalah Air dan Peradaban.
"Pemilihan tema karena melihat mlasalah ini makin krusial bagi kita semua, termasuk di Bali," kata Ketua Panitia Agung Bawantara, Senin, 26 Januari 2015 di Denpasar.
Setiap karya yang masuk akan diseleksi dalam dua tahap. Pertama, oleh dewan kurator yang terdiri dari Tony Trimarsanto (sutradara film dokumenter) Putu Kusuma Wijaya (sineas asal Bali) dan Gerzon Ron Ayawaila (pengajar di Institut Kesenian Jakarta). (Baca : Film Ragat'e Anak Menangi DenpasarFilm Festival )
Sedang tahap kedua, penilaian akan dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari Slamet Rahadjo (aktor), Rio Helmi (fotografer), Bre Redana (jurnalis), Lawrence Blair (antropolog dan sineas film dokumenter), Prof. Made Bandem (budayawan) dan Wayan Juniarta (jurnalis).
"Dewan kurator akan memilih 10 karya terbaik, sedang dewan juri akan memilih 5 karya terbaik," kata Agung. Satu diantara kelima karya akan dinobatkan menjadi karya terbaik. Adapun total hadiah yang disediakan tahun ini adalah sebesar Rp 55 juta.(Baca : Ini 12 Film Terbaik DenpasarFilm Festival)
Selain lomba film dokumenter, festival yang didanai oleh Pemerintah Kota Denpasar ini, akan diramaikan dengan pelatihan produksi film dokumenter dengan peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Selain itu ada pula pemutaran film dokumenter pemenang dari tahun sebelumnya, serta film dari negara lain seperti dari Kanada dan Australia.
Ada pula pameran foto disertai diskusi dengan mengacu pada tema festival. " Kami juga menyediakan dana hibah untuk pembuatan film yang diberikan berdasarkan proposal yang diajukan dengan tema Air dan peradaban," jelas Agung.
Anggota dewan juri Wayan Juniartha menyebut, peminat festival ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun diakui bahwa sampai saat ini belum satu pun sineas Bali yang berhasil untuk meraih predikat film terbaik. "Namun kami optimis saatnya akan tiba, karena sudah banyak anak muda Bali yang kini menghasilkan karya-karya terbaik," ujarnya.