Irama-irama Etnik Pembaharu

Reporter

Kamis, 23 Oktober 2014 03:37 WIB

Kelompok seni Perkusi dari Taiwan TEN DRUM ART PERCUSSION menunjukan aksinya dalam Perayaan Kilau Cahaya Bulan Oktober, di The Breeze BSD City Tangerang, (27/10). Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO , Makassar: Alunan irama tumbukan alu ke lesung terdengar bersahut-sahutan. Permainan ini dikenal sebagai permainan pa’dekko, musik tradisional yang biasanya dimainkan saat pesta panen padi. Pemainnya terbagi menjadi dua kelompok, yakni pa’padendang yang bertugas menumbuk lesung, dan sere melakukan tarian mengitari lesung. Permainan ini sangat digemari masyarakat Sulawesi Selatan, dan biasanya digelar di tempat terbuka, seperti di sawah dan pekarangan rumah.

Sabtu malam lalu kelompok Sanggar Seni Pattallassang, Takalar, memainkannya di halaman Fort Rotterdam Makassar, dalam acara Makassar Ethnic Music Percussion Festival 2014. Berbeda dengan permainan pa’dekko saat pesta panen padi, irama alu ke lesung dikembangkan, dipadukan dengan alat musik modern, seperti gitar bas dan keyboard. Perpaduan irama etnik dan modern ini menghasilkan irama-irama yang bervariasi dan sangat bernuansa pembaharu. Meski demikian, nuansa kebersamaan dalam permainan pa’dekko ini masih terasa kental.

Sedangkan Kelompok Latimojong Perkusi Makassar juga mencoba menceritakan kebersamaan melalui warna-warna musik yang sangat bervariasi, dengan mengadopsi lagu Cincing Banca—lagu yang biasa dinyanyikan anak-anak kala sedang bermain. Tiar Lakiung Gowa tampil dengan permainan yang sangat ekspresif dan emosional. Melalui perpaduan irama-irama musik perkusi, mereka mencoba menggambarkan penyatuan permainan beberapa emosi dari enam orang. Masing-masing empat yang menabuh gendang, satu memetik gitar, dan satunya lagi menggesek biola.

Sebut ada, tapi sudah ada. Sebut tidak, tapi sudah ada…”, kalimat pengantar yang disampaikan pembawa acara, mengawali penampilan Komunitas Seni Tadulako, yang menghadirkan permainan musik yang dipenuhi nuansa etnik. Irama-irama yang dihadirkan seolah membawa kita terdampar pada ruang-ruang tradisi yang sangat khas. Komunitas asal Palu, Sulawesi Tengah, ini memang senantiasa mementaskan musik dengan mengacu pada tradisi yang tumbuh di daerah tersebut.
<!--more-->
Makassar Ethnic Music Percussion Festival 2014, yang baru pertama kali digelar di Makassar ini, hadir selama dua malam berturut-turut, yaitu Jumat hingga Sabtu. Sanggar Tradisional Batara Maru’ dari Kabupaten Maros mengawali penampilan Sabtu malam. Awalnya, irama yang hadir terdengar sangat biasa. Komposer yang memimpin, mengubah irama-irama etnik dari entakan gendang yang sendu. Mengiringi lagu Muri-Murimu Ku Jameng Bau.

Kemudian Kelompok Musik Tradisional SMPN 3 Makassar mencoba mengusung kebersamaan dengan memadukan pola irama karawitan dan etnik Makassar. Permainan para remaja ini dimulai dengan permainan tradisional Tumbuk-tumbuk Langan. Saat irama-irama mulai mengalir, terdengar tabuhan gendang yang sedikit berpadu dengan petikan irama kecapi yang lebih dominan.

Dari suasana meriah yang dihadirkan kelompok musik SMPN 3, lalu panggung pertunjukan membawa kita pada suasana yang lebih religius, mendengarkan musik-musik Rabbana Borong Jati dari Kabupaten Bulukumba.

Lalu Komunitas One do dari Mandar, Sulawesi Barat, membawa kita kembali pada nuansa yang menyegarkan. Mereka hadir dengan permainan energetik yang menghasilkan irama-irama musik yang jernih. Irama-irama dari alat musik etnik seperti calung dikemas modern sehingga terdengar sangat berbeda. Calung adalah alat yang biasa digunakan untuk mengusir hama di sawah dan kebun.
<!--more-->
Pertunjukan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Makassar hadir dengan menceritakan birunya suasana laut. Irama-iramanya seolah menceritakan bagaimana pelaut-pelaut Bugis-Makassar berlayar. Kisah pelaut Bugis-Makassar ini menutup Makassar Ethnic Music Percussion Festival 2014.

Sepuluh kelompok yang tampil dalam acara selama dua hari ini adalah hasil kuratorial dari 30-an kelompok musik etnik perkusi. Dosen seni Universitas Negeri Makassar, Arifin Manggau, menilai penampilan beberapa kelompok ini sangat kreatif dalam memanfaatkan alat-alat musik etnik, seperti penggunaan katto-katto oleh Kelompok Musik Tradisional SMPN 3 Makassar dan Sanggar Tradisional Batara Maru’ .

Menurut dia, mereka tak hanya kreatif, tapi juga ada unsur irama pembaharu yang dihadirkan, terutama oleh Sanggar Seni Pattallassang, Takalar, karena memadukan permainan pa’dekko dengan alat musik modern. Kata Arifin, gagasan baru juga dihadirkan oleh kawan-kawan dari Mandar yang berhasil mengkreasikan empat nada dalam calung. “Semoga ajang Makassar Ethnic Music Percussion Festival ini bisa menjadi media untuk melestarikan musik-musik budaya,” kata Arifin.

IRMAWATI

Berita lain:
Pelindo II Siapkan Acara Pengumuman Kabinet Jokowi
Ryamizard: Tak Jadi Menteri Juga Tak Apa
Koalisi Prabowo 'Nggerundel' Soal Sikap PPP



Berita terkait

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

4 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

6 hari lalu

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.

Baca Selengkapnya

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

11 hari lalu

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

18 hari lalu

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

23 hari lalu

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik

Baca Selengkapnya

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

41 hari lalu

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.

Baca Selengkapnya

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

43 hari lalu

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya

Baca Selengkapnya

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

45 hari lalu

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.

Baca Selengkapnya

Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

46 hari lalu

Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.

Baca Selengkapnya

Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

52 hari lalu

Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.

Baca Selengkapnya