TEMPO.CO, Jakarta - Sineas Lola Amaria kembali meluncurkan film dari rumah produksinya. Menggandeng sutradara Chairun Nissa, Lola membuat sebuah film advokasi untuk keselamatan ibu hamil berjudul Inerie, Mama Yang Cantik.
Lola sebagai produser mengandeng pemerintah Australia sebagai mitra produksi film yang mengambil latar budaya di Nusa Tenggara Timur ini. Film ini juga memenuhi keinginan Lola membuat film dengan keindahan alam di sana. “Eksotis dan ini impian saya,” ujar Lola dalam pemutaran perdana film ini di PPHUI, Kuningan, Selasa, 24 Juni 2014.
Film Inerie ini mengambil lokasi syuting di Kabupaten Ngada dan Ende, Nusa Tenggara Timur. Pengambilan gambar di provinsi ini sengaja diambil untuk mewakili persoalan tingginya kematian ibu hamil, ibu melahirkan. “Karena memang angka kematian ibu di provinsi ini paling tinggi di Indonesia,” ujarnya.
Film ini bercerita tentang si kembar Bela dan Belo yang tumbuh hingga dewasa tanpa belaian kasih sayang ibu. Ayahnya membesarkan mereka sendiri karena sang ibu meninggal saat melahirkan si kembar. Cerita berlanjut pada kekhawatiran Belo akan saudara kembarnya, Bela–diperankan Mariyam Supraba–yang sedang mengandung anak ketiga. Dia menginginkan saudaranya dan anak yang dikandungnya lahir sehat dan selamat.
Sebagai film advokasi, Inerie disisipi slogan dan pernyataan tentang keselamatan ibu hamil. Peran bidan dan pusat kesehatan masyarakat juga turut ditonjolkan. Ilun, panggilan akrab Chairun Nissa, melakukan riset dan mengumpulkan data tentang angka kematian ibu hamil dan melahirkan. Pengambilan gambar dilakukan selama sekitar tiga minggu. “Risetnya yang agak lama dan bolak-balik ke lapangan. Provinsi ini memang angka kematian ibu melahirkan melampaui angka nasional,” ujar Ilun kepada Tempo.
Film ini tak akan diputar di bioskop. Tetapi Lola dan timnya akan melakukan roadshow di sepuluh Kabupaten Nusa Tenggara Timur dan beberapa provinsi di luar Jawa. “Karena ini kan film advokasi, untuk mereka yang masih belum paham soal ini,” ujar Lola.
