TEMPO.CO, Jakarta - Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Dan saat manusia berpulang kepada Sang Pencipta, maka budi baik yang akan selalu dikenang. Itulah yang dirasakan Addie M.S. ketika mendengar berita wafatnya Idris Sardi yang meninggal dunia pada Senin, 28 April 2014.
Addie yang memiliki banyak kenangan dengan Idris mengaku amat kehilangan. "Mas Idris termasuk salah satu musisi yang pada awal karierku memberi kesempatan untuk bekerja sama. Pada awal 80-an, beliau sering jemput aku di rumah untuk bersama-sama ke studio, merekam musik film yang beliau buat," kata Addie kepada Tempo, Selasa, 29 April 2014. Addie bahkan diminta bermain piano.
Addie menuturkan, dalam bekerja, Idris terkenal sangat tegas. Namun ia juga sangat humoris. Karena itu, kerja sama mereka selalu diwarnai gelak tawa. "Beliau senior dan guru yang hebat," kata Addie.
Pencipta dan komposer lagu kelahiran Jakarta, 7 Oktober 1959, ini juga menganggap Idris Sardi sebagai pemain biola yang memiliki karakter sangat kuat. (Baca: Tio Pakusadewo: Idris Sardi Sangat Disiplin.) "Begitu kita dengar gesekan biolanya, hampir semua musisi langsung mengenalinya," ujarnya.
Menurut Addie, banyak musikus yang terampil memainkan instrumennya. Namun tidak semua mampu menghasilkan karakteristik yang kuat seperti Idris. Meski demikian, Addie mengaku tidak bisa dan tak mau membandingkan kebesaran maestro biola itu dengan musikus lain.
"Karena memang tidak mungkin. Dan keteladanan yang aku dapatkan dari beliau adalah kedisiplinan serta komitmennya untuk selalu memberikan yang terbaik yang kita mampu," kata suami penyanyi Memes ini dengan nada serius.