TEMPO.CO , Surabaya - Penyanyi Glenn Fredly punya sikap sendiri dalam memilih pemimpin baik legislatif maupun eksekutif. Menurut dia, kebanyakan janji yang disampaikan para calon legislatif (caleg) atau calon presiden (capres) adalah janji palsu.
"Saya sudah nggak percaya sama umbul-umbul," kata Glenn saat menjadi bintang tamu talk show tentang pemilihan umum di Bukti Darmo Golf, Minggu, 23 Maret 2014. "Saya pengen tahu gagasannya, kalau perlu, duduk langsung tatap muka, kita diskusi."
Glenn mengatakan, pemilih harus mengetahui rekam jejak calon pemimpinnya. Data dapat diketahui melalui internet atau media sosial. Bila ada caleg dan capres yang merusak lingkungan demi memasang foto promosinya, Glenn menyarankan untuk tidak memilihnya. "Belum kepilih aja sudah merusak lingkungan, apalagi sudah kepilih nanti," ujar dia. (Baca : Memaku Pohon, Caleg Tak Peka Lingkungan)
Selain itu, dia juga menghimbau untuk tidak memilih caleg yang membagi-bagikan uang atau barang demi memperoleh suara terbanyak. Mereka yang terlibat politik uang seperti itu biasanya mempunyai hutang kepada partai akibat dana kampanye yang mahal. Akibatnya, saat terpilih mereka harus bertindak sebagai sumber dana untuk mengembalikan modal kampanye kepada partai. "Akhirnya yang masuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) banyak banget kan," ujar Glenn. (Baca : Promo Caleg: Door to Door hingga Bagi Suvenir)
Menurut dia ketidakpercayaan pemilih terhadap caleg atau capres banyak menyebabkan golput alias tidak memilih. Pasalnya, banyak janji-janji yang tak ditepati oleh para pemimpin sebelumnya. "Golput itu juga pilihan sih, tapi konsekuensinya kita nggak bisa ngawal kinerja pemimpin karena kita nggak milih," ujar penyanyi lagu Januari itu.
DEWI SUCI RAHAYU
Berita Terpopuler Lainnya
Apa Kata Istri Aburizal atas Video Maladewa
Terima Award Demokrasi, Ahok Malah Ingat Jokowi
Bagaimana Menemukan Kotak Hitam Pesawat MH370?
Berita terkait
Angka Keramat Nawacita
28 April 2015
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.
Baca SelengkapnyaPemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya
17 Desember 2014
Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaObor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi
5 Agustus 2014
Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut
Baca SelengkapnyaAhok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal
9 Juli 2014
Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.
Baca SelengkapnyaRibuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi
8 Juli 2014
Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat
6 Juli 2014
Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.
Baca SelengkapnyaHatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura
5 Juli 2014
Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.
Baca SelengkapnyaPendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin
5 Juli 2014
Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaTabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis
5 Juli 2014
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.
Baca SelengkapnyaKampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret
5 Juli 2014
Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.
Baca Selengkapnya