TEMPO.CO , Jakarta: Berkarya, berkreasi, bergagasan dan menuangkan ide atau pemikiran adalah aktivitas yang dilakukan Eros Djarot. Pria kelahiran Rangkasbitung, 22 Juli 1950 ini mengaku semua dilakukan karena sosoknya terlahir demikian.
"Saya enggak bisa berhenti berpikir, beride, bergagasan, berkreasi dan berkarya. Setiap saat saya melakukan semua ini, sampai kemudian diamati anak saya Banyu dan teman-teman seniman yang kemudian menuangkan ide membuat konser '40 tahun Eros Djarot Berkarya'. Saya enggak menduga saja," kata Eros yang ditemui di rumahnya di Komplek Deplu, Bintaro, Jakarta Selatan pada Selasa, 11 Februari 2014.
Eros menuturkan enam bulan yang lalu, dia dikagetkan Banyu, putranya bersama teman-teman diskusi tentang karya Eros di bidang musik, film, pers dan politik. Tak berhenti sampai di situ, Addie Ms, Jay Subiakto, Mira Lesmana dan teman seniman lain menyambagi rumah Eros.
"Akhirnya ada diskusi tentang konser ini. Saya hanya senyum-senyum mendengar alasan mereka. Katanya, supaya orang tahu dan ingat lagi akan karya-karya saya. Dalam diskusi dan debat serius akhirnya diputuskan bikin konser," kata Eros.
Namun Addie MS yang awalny akan dipercaya untuk memimpin musik untuk konser ini tak bisa karena terlanjur sudah ada pekerjaan. "Akhirnya Jay mengusulkan Erwin Gutawa. Dan setelah dihubungi, Erwin langsung menyanggupi," ujar Eros.
Mantan Pemimpin Redaksi Tabloid Detik yang dibredel pada 21 Juni 1994 bersama Majalah Tempo dan Majalah Editor ini akhirnya rutin mengikuti rapat yang berlangsung beberapa kali di rumahnya.
"Saya terharu dan kalau ingat betapa semangat, antusiasnya mereka sahabat saya para seniman persembahkan konser ini," kata Eros serius dengan mata berkaca-kaca.
