Agnes Monica menunjukkan album terbarunya saat peluncuran album "Agnez Mo" di Kawasan Kemang, Jakarta, (30/8). Album untuk debut Go Internasional ini di produksi di Amerika Serikat. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Penampilan Agnes Monica di ajang internasional sering mencengangkan. Pada Kamis pekan lalu, ketika mewakili Indonesia dalam rangka menyambut 40 tahun hubungan negara ASEAN dan Jepang di NHK Hall Tokyo, Jepang, Agnes tampil dengan gaya busana yang menuai kritikan (baca: Begini Agnes di TokyodanSeksi di Tokyo). Ketika artis dan tamu undangan lain terlihat menggunakan baju adat negaranya atau berbusana formal, ia justru tampil berbeda.
Ia mengenakan atasan mirip bra dengan desain lancip dan celana kulit hitam. Bandingkan dengan penampilan penyanyi negara tetangga, Siti Nurhaliza, yang berbaju muslim biru lengkap dengan jilbab warna senada.
Ini bukan kali pertama Agnes saltum (salah kostum). Pada ajang Grammy Award, yaitu Grammy Week, pada Febuari lalu, Agnes dinobatkan sebagai salah satu selebritas berpakaian terburuk oleh situs berita Buzz Feed yang berbasis di Manhattan, New York, Amerika Serikat.
Saat itu, Agnes yang hadir dalam peluncuran Powering Action Mobile Platform mengenakan bra dengan rompi batik, dipadu hot pants belel berbahan jins dan sepatu boot cokelat hak tinggi. Penampilannya dinilai buruk oleh 317 pemilih.
"Seharusnya Agnes lebih smart dalam berpenampilan, apalagi di ajang internasional. Karakter Agnes itu kuat dan bagus, kenapa dia tidak menyesuaikan karakter dan busananya," kata Sonny Muchlison tadi malam. "Saya menduga Agnes kelewat percaya diri untuk tampil berbeda, namun yang ada justru salah kostum terus."
Pengamat mode dan gaya hidup ini mengingatkan, sebaiknya Agnes tidak terlalu mengikuti egonya saat tampil di ajang internasional yang justru membuat malu.
"Agnes mesti berusaha untuk peka. Karena sorotan mata dunia akan tertuju padanya, apalagi untuk kariernya sekarang sudah go internasional," ujarnya.
