Ilustrator Band Metal Pamer Karya di Bandung
Editor
Nunuy nurhayatiTNR
Jumat, 15 November 2013 17:40 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Puluhan ilustrator band-band metal dari dalam dan luar negeri memamerkan karya gambar terbaik mereka di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. Berjudul "Doomination", pameran yang menampilkan lebih dari 100 gambar karya 55 ilustrator itu berlangsung selama tiga hari mulai hari ini, Jumat, 15 November 2013. Ilustrator beken dari Amerika Serikat, Mark Riddick, juga ikut mengirim 10 gambar aslinya.
Mark Riddick, 38 tahun, terkenal dengan ilustrasi berwarna hitam-putih dengan corak musik death metal. Tak heran jika gambar kerangka, tulang, tengkorak, dan malaikat maut selalu muncul di tiap karyanya sejak 1991. Beberapa band metal yang memakai gambarnya seperti Exodus, Morbid Angel, Slaughter, dan The Black Dahlia. Bagi sebagian ilustrator metal di Indonesia, Mark salah seorang panutan. "Bagi kami, semangat dia menggambar selama ini yang harus ditiru," ujar ilustrator penggagas acara, Didin Krisnaedy Purwanda Supartawidjaja alias Dinan.
Ilustrator dalam negeri yang mengikuti pameran ini mayoritas berasal dari Bandung. Sebagian lagi dari kantong-kantong penggemar musik metal di daerah, seperti Lampung, Palembang, Pekanbaru, Bekasi, Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya, Bali, hingga Palu. Media yang mereka pakai beragam seperti gambarnya, mulai dari pensil, bolpoin, spidol, sampai olahan digital.
Dengan menggambar di komputer, ilustrator Baron Maezar dari Pekanbaru menghidupkan suasana perang nuklir dengan wajah-wajah tentara seperti mayat hidup (zombie). Begitu pula Rey Hanz, ilustrator Bandung yang karyanya seperti gambar game 3 dimensi. Sementara Adiasa Pollen dengan tekun menggambar tengkorak yang dihinggapi seekor burung gagak lewat arsiran pensil dan teknik dotting, atau memberi titik-titik agar gambar terkesan perinci.
Gambar-gambar ilustrasi musik metal seperti itu lazim terlihat pada kaus, poster, sampul kaset, dan compact disc. Namun, pada pameran yang keempat kalinya sejak 2010 itu, ada kesegaran media yang dipakai. Karya artwork itu ada yang muncul dalam film animasi pendek dan menjelma sebagai mata ikat pinggang (buckle). "Pengerjaan seluruhnya dengan ukiran tangan," ujar Yusep Sutrisna, salah seorang ilustrator.
Pameran itu digelar komunitas Illuminator. Nama itu merupakan gabungan kata ilustrator dan terminator. Artinya, kata Dinan, penggambar yang ingin menghancurkan batasan dalam berkarya. Tempat bagi gambar-gambar metal itu rencananya ke depan tak hanya akan tertuang di atas kertas dan layar komputer, melainkan juga di tangki sepeda motor atau badan mobil, film animasi, dan karya ukiran atau pahatan di papan serta logam.
ANWAR SISWADI