TEMPO.CO, Yogyakarta - Meskipun masih pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, delapan warga yang menonton kirab kereta pernikahan putri Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu, dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro bertumbangan karena sakit. Ada yang pingsan, kepala pusing, perut mual, juga muntah.
“Rata-rata pingsan. Ada yang grastritis, mungkin karena belum sarapan. Juga ada yang kurang oksigen,” kata Staf Palang Merah Indonesia (PMI) DIY, Wajriyani, yang siaga di depan toko Terang Bulan di Malioboro, Yogyakarta, kepada Tempo, Rabu, 23 Oktober 2013.
Para pasien langsung mendapat perawatan di mobil ambulans yang disediakan. Selain obat-obatan dan tenaga medis, PMI juga menyediakan teh hangat untuk pasien. “Dua orang yang pingsan,” kata Wajriyani.
Pada kirab kereta pernikahan putri Sultan kali ini, PMI mengerahkan sekitar 90 sukarelawan dan lima ambulans. Sukarelawan tersebut berasal dari PMI, rumah sakit, dan puskesmas. Kemudian ditambah empat ambulans yang turut serta dalam kirab.
Menurut Wajriyani, jumlah sukarelawan yang disiagakan kali ini lebih banyak ketimbang sukarelawan pada kirab kereta pernikahan GKR Bendara dan KPH Yudonegoro pada Oktober 2011 lalu. Penambahan jumlah sukarelawan itu berkaca pada kirab 2011 yang ternyata banyak warga pingsan. “Dua tahun lalu, ada 80-an pasien. Kebanyakan pingsan,” kata Wajriyani.
Kirab ketika itu memang berlangsung siang hari dengan kondisi cuaca yang lebih panas. Sedangkan kirab hari ini berlangsung pada pagi hari. Ambulans disiagakan di beberapa titik. Sedangkan para sukarelawan menyebar di sepanjang jalan yang dilalui rute kirab kereta, lantaran masyarakat menumpuk di tepi jalan yang dilalui kereta. “Kami siaga sampai pukul 11.30 WIB,” kata Wajriyani.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terkait
Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?
21 jam lalu
Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.
Baca SelengkapnyaAeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh
15 hari lalu
Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.
Baca SelengkapnyaCerita dari Kampung Arab Kini
17 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
20 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaSultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional
23 hari lalu
Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?
49 hari lalu
Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.
Baca Selengkapnya60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar
55 hari lalu
Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
56 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaKeraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat
57 hari lalu
Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
8 Maret 2024
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca Selengkapnya