Ini Ucapan Ijab Kabul Mantu Sultan dalam Bahasa Jawa

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 23 Oktober 2013 09:16 WIB

Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menikahkan KPH Notonegoro (kiri) di Masjid Panepen, Kraton Yogyakarta, Selasa (22/10). ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pernikahan anak Sultan Hamengku Buwono X bernama Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan diplomat Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro memasuki rangkaian upacara hari ketiga pada Rabu, 23 Oktober 2013. Hari ini, Sultan melakukan resepsi panggih temanten di gedung Kepatihan, pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berada di Jalan Malioboro.

Kemarin, Sultan menikahkan anaknya dengan menerima pengucapan ijab kabul Notonegoro di Masjid Panepen, di dalam kawasan Keraton Yogyakarta. Inilah ucapan Sultan ketika ijab kabul: "Abdi ingsun, KPH Notonegoro. Dina iki ingsun dhaupake sira kalayan putraningsun Putri GKR Hayu, bakanthi mas kawin kitab suci Al-Quran sarta perangkat solat iki (Abdiku, KPH Notonegoro. Hari ini, saya nikahkan kamu dengan putraku, Putri GKR Hayu, dengan mas kawin kitab suci Al-Quran serta perangkat salat)."

Kemudian, sembari masih menjabat tangan Sultan, Notonegoro menjawab: "Kula Abdi Dalem KPH Notonegoro dinten menika ngestoaken dhawuh timbalan Dalem Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Hingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Hingkang Jumeneng Kaping Sedasa, kadhaupaken kalyan Putra Dalem Putri GKR Hayu, kanthi mas kawin Kitab Suci Al-Quran sarta seperangkat alat solat, Salajengipun nyadhong berkah pangestu dalem, Sembah nuwun. (Saya, KPH Notonegoro, menjalankan titah Yang Mulia Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk dinikahkan dengan putri Yang Mulia, GKR Hayu, dengan mas kawin Kitab Suci Al-Quran beserta seperangkat alat salat. Dan selanjutnya mohon doa restu Yang Mulia, terima kasih)."

Kemudian, Notonegoro melakukan sungkeman kepada Sultan dengan melepas kerisnya serta menandatangani buku nikah yang dibawa petugas KUA dari Kecamatan Keraton Yogyakarta. Sedangkan penandatanganan buku nikah oleh Hayu telah dilakukan pada 21 Oktober malam, seusai proses tantingan.

Seusai akad nikah, satu per satu pihak meninggalkan Masjid Panepen. Sultan adalah orang terakhir yang meninggalkan masjid setelah yang lainnya tidak terlihat dari pandangan mata. Dia didampingi GBPH Prabukusumo dan GBPH Cakraningrat. Sultan juga orang pertama yang tiba di masjid sebelum ijab kabul dimulai.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

4 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

5 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

9 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

12 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

38 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

44 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

45 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

45 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

49 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

53 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya