TEMPO.CO, Jakarta - Nama Roy Marten tentunya sudah tidak asing lagi di dunia perfilman Indonesia. Tapi pada Festival Film Indonesia 2013 ini alih alih menjadi pemain film, Roy menjadi salah satu panitia dalam acara itu. Roy diberikan jabatan sebagai Ketua Bidang Humas dan Dokumentasi Festival Film Indonesia (FFI) 2013.
Ada beberapa yang kontra dengan keputusan itu, seperti PWI mengingat selama ini Roy dikenal hanya sebagai aktor tapi mengetahui seluk beluk bidang humas yang notabene mengurusi media. "Ini kan negara demokratis. Biarin aja (orang protes),"kata Roy di Planet Hollywood Jakarta pada 19 September 2013.
Menurut Roy, ia memiliki alasan konkrit untuk akhirnya ikut dalam kepanitiaan itu. "Semua ini karena kecintaan saya akan dunia film," kata ayah Gading Marten ini.
Ia mengatakan saking cintanya ia pada dunia film, salah satunya dalam Festival film ini, ia pun sengaja mengurangi jadwal syutingnya untuk lebih fokus pada kegiatan yang rencanyanya dilaksanakan di Semarang pada Desember mendatang.
Sebelumnya, Keterlibatan Roy Marten sebagai Humas FFI 2013 ternyata menuai kritik. Kritik disampaikan dengan petisi dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya seksi Film dan Budaya. Sejumlah wartawan menyatakan keberatan atas penunjukan Roy sebagai humas.
Mereka mengatakan Roy Marten tidak memiliki kapasitas memadai sebagai Humas FFI. Salah satu alasan penolakan PWI karena bidang kehumasan adalah ranah wartawan yang professional di bidangnya. Roy Marten dinilai tidak tepat dan layak menjadi komandan' bagi wartawan yang memiliki disiplin ilmu tersendiri.
Seperti yang diketahui, hampir setiap tahun penyelenggaraan FFI selalu dipenuhi dengan interupsi dan kontroversi. Pada tahun ini FFI 2013 akan diselenggarakan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 6 dan 7 Desember 2013. Konon budget yang telah disiapkan untuk penyelenggaraan hajat tahunan insan film nasional itu mencapai Rp 16,5 miliar.
