Seorang kontestan Miss World 2013 meminum air suci pemberian Pemangku Hindu Bali seusai bersembahyang di Pura Besakih, Karangasem, Bali, (11/9). Kunjungan para kontestan Miss World 2013 bertujuan untuk memperkenalkan pura terbesar di Pulau Bali ini. (TEMPO/Johannes P. Christo)
TEMPO.CO, Karangasem - Para Kontestan Miss World 2013 mengunjungi ibu dari para pura di Bali, Pura Besakih, pada 11 September 2013. Namun kunjungannya itu tidak hanya kunjungan turisme biasa. Dengan mengenakan sarung Bali untuk menghormati dan menjaga kesopanan tempat peribadatan Hindu itu, ratusan gadis ini datang pukul 8.30 Wita.
Dengan khusyuk, para kontestan diberikan peralatan sembahyang, seperti rangkaian bunga serta dupa. Ketika bel pertama tanda mulainya peribadatan dibunyikan, para gadis itu dengan teratur menyatukan telapak tangan mereka dan menaruhnya menempel di kening sambil duduk bersimpuh. Kemudian, masih mengikuti aba-aba sang pemuka adat, mereka kembali bersimpuh dan menyatukan telapak tangan mereka, sekaligus menyelipkan bunga kamboja di antara jemarinya.
Terkadang mereka saling melihat apakah gerakan mereka benar. Acara sembahyang mereka pun lanjut dengan menyelipkan dupa yang sudah dibakar ujungnya di antara jemari. Sang pemuka adat pun terus menarasikan makna sembahyang yang sedang dilakukan oleh para gadis itu. "Kami memohon kedamaian alam dan segala isinya. Kami juga memohon untuk melancarkan kegiatan Miss World 2013 yang sedang berlangsung ini," kata sang pemuka adat dalam doanya.
Kemudian mereka dipercikan air suci sedikit sebagai simbol penyucian jiwa dan raga. Terakhir, mereka menempelkan bija (beras) di kening masing-masing, yang artinya sebagai lambang kemakmuran serta penyucian diri dan pikiran lahir batin setelah melakukan sembahyang.
"Sembahyang ini sangat membuat diriku merasa damai," katanya Miss Aruba, Maria Larisa Leeuwe, setelah melakukan kegiatan keagamaan itu. Ia merasa sangat senang mengikuti kegiatan penyucian jiwa tersebut, walau agama Hindu bukan agama yang ia yakini.