Polo, Olahraga Raja-Ratu Sosialita
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Minggu, 28 April 2013 10:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tan Hock melaju kencang di atas kuda cokelat yang ditungganginya. Bola karet putih seukuran kepalan tangan yang tergeletak di atas rumput menjadi incarannya. Pria berusia 66 tahun ini mengangkat tinggi-tinggi mallet, stik bambu dengan batang pemukul di ujungnya, lalu diayunkan dengan tangkas agar bola meluncur ke gawang. Sayang meleset. Bola kembali dikuasai lawan.
Pertandingan polo "Estancia Jagorawi Cup" antar-anggota Singapore Polo Club ini boleh saja panas, tapi suasana sebaliknya terjadi di club house yang hanya berjarak sepuluh meter dari lapangan.
Sekitar seratusan penonton yang terpecah dalam kelompok-kelompok kecil asyik mengobrol di bangunan berbentuk teras yang menghadap lapangan ini. Dengan bir dingin, wine, atau sampanye di tangan, mereka terkesan acuh atas segala yang terjadi di lapangan, bahkan tak sedikit yang memunggunginya. Sesekali, bila perebutan bola berjalan sengit, baru terdengar sorak-sorai menyemangati jagoan masing-masing.
"Pertandingan polo memang seperti ini, tempat orang-orang bertemu, mengobrol, kadang malah pertandingannya tidak dilihat," ujar Daya Zakir, President Director PT Concepto Polo Indonesia di sela pertandingan "Estancia Jagorawi Cup" yang berlangsung di Singapura, 24 Maret 2013 lalu. Kejuaraan ini disponsori oleh Concepto Polo untuk mempromosikan hunian eksklusif Estancia Jagorawi Golf & Polo yang akan dibangunnya, berdampingan dengan pusat olahraga polo di Indonesia.
Di Indonesia, episentrum olahraga ini terletak di Cibinong, Bogor, tak jauh dari pintu keluar Tol Jagorawi Km 24 Karanggan, di bawah bendera Nusantara Polo Club. Ini adalah satu-satunya tempat berkumpul penggemar olahraga polo di Indonesia.
Berbeda dengan Singapore Polo Club yang dirintis sejak 1886, Nusantara Polo Club baru resmi didirikan oleh Hashim Djojohadikusumo dan kakaknya, Prabowo Subiakto, pada tahun 2005. Klub yang didirikan Hashim sebelumnya di Sentul, Jakarta Equestrian & Polo Club, pada tahun 2002 lalu diubah untuk lebih berfokus pada kegiatan berkuda saja. (Baca: Sosialita Melawan Mafia Perdagangan Manusia)
Untuk mendirikan Nusantara Polo Club, kakak-beradik Djojohadikusumo yang dikenal sebagai pencinta olahraga berkuda ini kemudian menggandeng Daya Zakir. Di atas tanah seluas 8 hektare milik keluarga Zakir, lapangan klub polo ini kemudian didirikan bertetangga dengan Jagorawi Golf & Country Club yang juga dikelola keluarga tersebut.
Selain lapangan rumput seluas 4 hektare, di sini terdapat club house berbentuk bangunan semi-terbuka yang menghadap ke lapangan. Berbagai ornamen berbau kuda dan polo dipajang, dari lukisan kuda bergaya Jepang dan Eropa di dinding, keramik kuda yang ditempel di tepi teras, hingga kursi bar berbentuk sadel. Selengkapnya baca Gemerlapnya Dunia Sosialita.
RATNANING ASIH
Berita Lainnya:
Cara Restoran Mengatasi Hebohnya Arisan Sosialita
Sosialita Melawan Mafia Perdagangan Manusia
Hitung-hitungan Tarif Menu Arisan Sosialita
Stok Solar Bisa Habis Sebelum Akhir Tahun
Sosialita: Keluarga Terpandang, Sadar Mode, Kaya