Jantung Raja Richard Diawetkan Inspirasi Injil

Reporter

Jumat, 8 Maret 2013 04:04 WIB

KERANGKA DI TEMPAT PARKIR, MILIK RAJA RICHARD III

TEMPO.CO, Jakarta--Jantung Raja Richard Berhati Singa diawetkan dengan merkuri, mint, dan kemenyan serta tumbuhan berbau wangi lain. Komposisi bahan kimia berbagai substansi yang dipakai untuk mengawetkan jantung penguasa Inggris itu terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Prancis.

Studi tersebut merupakan penelitian biokimia pertama terhadap jantung Richard I, yang meninggal pada 1199. Ketika wafat, sebagai sebuah praktek yang umum dilakukan pada masa itu, jantungnya dikeluarkan dan dimumifikasi secara terpisah dari tubuhnya. Jantung itu pun disimpan di tempat berbeda, yaitu di Notre Dame di Rouen selama berabad-abad sampai ditemukan kembali pada 1838.

"Bahan yang digunakan terinspirasi langsung dari naskah Injil," kata Philippe Charlier, peneliti dari University Hospital R. Poincaré di Prancis. "Tujuannya untuk mendekati bau kesucian."

Raja Richard I mulai memerintah pada 1189, dan sempat diculik serta ditahan di Eropa selama dua tahun. Pada 25 Maret 1199, Richard terkena panah di Chalus, Prancis, dan meninggal 12 hari kemudian karena terkena gangrene.

Isi perutnya diangkat dan disimpan di Chalus, sedangkan tubuhnya dimakamkan di Fontevraud Abbey di Prancis. Jantungnya diawetkan dan ditaruh dalam peti tersendiri, lalu dibawa ke Notre Dame di Rouen.

“Pembagian dan penyebaran jenazah tersebut dilakukan untuk menyimbolkan dan menandai daerah kekuasaan Richard I,” kata Charlier. Namun tak ada naskah kuno yang mencatat bagaimana proses pengawetan dilakukan.

Jantung Richard I tetap berada di Rouen hingga Juli 1838, ketika sejarawan setempat menemukan sebuah kotak timah bertulisan, “Inilah jantung Richard, Raja Inggris”. Jantung tersebut kini telah menjadi debu, serbuk putih kecokelatan.

Dari serbuk tersebut, Charlier dan timnya menemukan beragam senyawa, termasuk jejak protein otot jantung manusia. Mereka juga mengamati potongan kecil kain linen yang menunjukkan jantung itu dibungkus dengan kain sebelum disimpan dalam kotak.

Senyawa logam, seperti timah, kemungkinan berasal dari kotak penyimpanan. Senyawa lain kemungkinan digunakan dalam proses pengawetan, seperti unsur merkuri yang biasa ditemukan dalam makam abad pertengahan.

Peneliti juga menemukan serbuk sari beraneka macam tumbuhan myrtle, daisy, mint, pinus, ek, poplar, plantain, dan bellflower. Polen poplar dan bellflower, yang mekar pada April bertepatan dengan wafatnya Richard, kemungkinan terbawa angin ke dalam peti. Tanaman lain, seperti myrtle, daisy, dan mint kemungkinan sengaja digunakan untuk mengawetkan. Kemenyan, yang berasal dari getah pohon, mungkin berguna baik untuk mengawetkan maupun makna simbolis bahan tersebut.

Proses pengawetan jantung itu sangat penting karena perjalanan dari Chalus ke Rouen mencapai 530 kilometer. “Namun para pengikutnya mungkin juga melihat proses itu sebagai salah satu transformasi teologis,” kata Charlier. Simak berita iptek lainnya di sini.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Baca juga:
Ada Focus 2013 di Mega Bazaar Computer

Siswa SMU Ubah Kotoran Sapi Jadi Pewangi Ruangan

Gigi Monyet Jadi Petunjuk Manusia 'Hobbit' Flores

Dongkrak Riset, Yohanes Surya Dirikan Universitas

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya