TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah akan membuat paviliun Indonesia di Bienalle Venesia. Bienale Venesia adalah perhelatan seni kontemporer tertua dunia yang pada tahun ini memasuki usia ke-55. Untuk tahun ini Bienalle Venesia akan berlangsung enam bulan, dari bulan Juni sampai November 2013.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menunjuk Bumi Purnati dan kurator Rifki Effendy untuk memilih seniman dan mengorganisasikan paviliun. Seniman yang dipilih Rifky dan dewan artistik Bumi Purnati adalah: Albert Yonathan, Eko Nugroho, Entang Wiharso, Sri Astari dan Tita Rubi. Pemerintah akan mengucurkan dana Rp 2,5 miliar untuk kegiatan ini.
Paviliun Indonesia di Venesia, Italia, akan seluas 500 miliar persegi. Paviliun itu berlokasi di Arsenalle, salah satu venue utama perhelatan. Paviliun itu kini telah dikontrak oleh produser Bumi Purnati dengan penjamin Kemenparekraf. Dewan artistik Bumi Purnati memilih tema Sakti untuk paviliun Indonesia. Menurut kuraror Rifky Effendy, konsep Sakti merupakan tawaran Indonesia kepada dunia mengenai pentingnya kebinekaan.
“Bienalle Venesia ini merupakan even pameran seni rupa kontemporer paling bergengsi sedunia,” kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar. Dukungan dana ini, kata Sapta, dalam siaran persnya, Kamis, 10 Januari 2013 jangan dilihat sebagai pembelanjaan, tetapi suatu investasi.
Di lain pihak, Restu Imansari dari Bumi Purnati menyatakan hadirnya paviliun Indonesia akan membuat seni rupa Indonesia sejajar dengan seni rupa papan atas dunia. “Kita menjadi subyek praktek seni rupa dunia,” katanya.
Ketua Komite Tetap Perpajakan Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Kadin Indonesia, Siddhi Widyaprathama, mengatakan, di penghujung 2023 ini kondisi perekonomian di Indonesia masih aman, meski ditengah gejolak yang terjadi dunia.