Film Perubahan Iklim Borong Tiga Penghargaan JAFF

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 5 Desember 2012 19:15 WIB

Garin Nugroho. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Film dokumenter berjudul Negeri di Bawah Kabut karya sutradara Shalahuddin Siregar memborong tiga penghargaan dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang digelar 1-5 Desember 2012 di Yogyakarta. Penghargaan itu diberikan di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu malam, 5 Desember 2012.

Film yang mengisahkan tentang perubahan iklim meraih tiga penghargaan sekaligus, yakni Netpac Awards, Geber Awards, dan Special Mention Award dalam JAFF 2012. Film ini menyisihkan puluhan film yang diputar dalam JAFF. Netpac Awards diberikan kepada sutradara Asia yang dianggap memberi kontribusi penting bagi gerakan sinema baru Asia.

Film berdurasi 105 menit mengambil latar desa di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Film dokumenter itu bercerita tentang komunitas yang tenang mengahadapi perubahan iklim. Petani digambarkan mengandalkan kalender tradisional Jawa untuk membaca musim. “Ketika menonton film itu, kita seperti dekat dengan masyarakat yang digambarkan,” kata Direktur Festifal JAFF Ajish Dibyo dalam jumpa pers JAFF di Cafe Indraloka, Yogyakarta, Rabu 5 Desember 2012.

Juri JAFF, Paul Agusta, mengatakan semua juri menilai film Negeri di Bawah Kabut layak mendapat penghargaan karena memakai sudut pandang dan pendekatan relatif baru. Film dibuat secara alami atau tanpa manipulasi gambar. “Sutradara film mampu merakit cerita tanpa manipulasi,” katanya.

Sejumlah film lain juga mendapat penghargaan, antara lain film berjudul Bunohan, garapan sutradara Dain Iskandar Said, film aksi gaya Melayu.

Adapun Postcards From The Zoo karya Edwin, yang menceritakan seseorang yang ditinggalkan sendirian di kebun binatang, meraih Golden Hanoman Awards. Film The Three Sisters menjadi film pendek terbaik peraih Blencong Award. Film Cartas de la Soledad meraih Netpac Award dan Blames and Flames meraih Special Mention Award.

JAFF tahun ini memilih tema Redreaming Asia untuk menggambarkan realitas sosial kultural yang ada di negara Asia. “Masyarakat di negara Asia banyak memiliki kearifan lokal yang beragam,” katanya.

Presiden Festival JAFF Garin Nugroho mengatakan JAFF menggambarkan peta baru sinema Asia. Tema itu menyangkut perkembangan seni, teknologi, dan kondisi sosial politik yang baru. JAFF menjadi simbol perlawanan lewat teknologi. “Contohnya pembuatan film di Filipina. Syuting hanya berlangsung 10 hari dan menghasilkan karya yang bagus,” kata dia.

Puluhan film JAFF diputar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Singosaren, Banguntapan, Krapyak, Wedomartani, dan Empire XXI Yogyakarta. Penghargaan itu akan diberikan, Rabu malam, 5 Desember di TBY.

SHINTA MAHARANI

Terpopuler:
Jokowi Ngotot Harga Tiket MRT 1 Dolar

Pembunuh Mahasiswi Injak Al-Quran

Bupati Aceng Juga Dibelit Dugaan Korupsi

Polri Kembali Tarik 13 Penyidiknya dari KPK

Kata Eko ''Patrio'' Soal Bupati Garut Aceng Fikri

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

11 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Film Samsara Karya Garin Nugroho akan Tayang di Singapura

41 hari lalu

Film Samsara Karya Garin Nugroho akan Tayang di Singapura

Film Samsara karya Garin Nugroho akan tayang di Singapura pada 10 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Samsara Karya Garin Nugroho Gabungkan Seni Tradisional Bali dan Musik Elektronik

43 hari lalu

Samsara Karya Garin Nugroho Gabungkan Seni Tradisional Bali dan Musik Elektronik

Karya terbaru Garin Nugroho, Samsara adalah film bisu hitam putih yang dibintangi Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

22 Januari 2024

Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

Anak Barack Obama, Malia Obama hadir dalam festival ini sebagai sutradara dari film pendek The Heart

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

7 Januari 2024

Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

Emma Stone, pemenang Desert Palm Achievement Award - Aktris untuk Poor Things dalam Penghargaan Festival Film Internasional Palm Springs ke-35

Baca Selengkapnya