Dik Doank: Seni Merangsang Mental Bangsa Pencipta

Reporter

Editor

Minggu, 29 Juli 2012 08:58 WIB

Lukisan karya Sudjojono dari katalog Lima Maestro Seni Indonesia. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Musikus Dik Doank menyatakan bahwa membudayakan pendidikan seni sejak usia dini pada anak akan sangat mempengaruhi daya cipta kreativitasnya di masa depan. Pendidikan seni, seperti budaya menggambar, kata musikus bernama asli Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denada Kusuma ini, menjadi hal penting dalam pengembangan imajinasi anak.

“Dalam seni itu ada sebuah semangat, yakni mencipta. Jika dibudayakan terus, maka anak akan terus terangsang menciptakan banyak penemuan baru,” kata Dik di sela talkshow "Ramadan Pimpinan Pusat Muhammadiyah" di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat petang, 27 Juli 2012.

Hal inilah yang melatarbelakangi musikus 43 tahun ini juga menciptakan sebuah wadah pembudidayaan seni bagi anak bernama “Kandang Jurang Doank”, yang sampai sekarang menjadi sarana pendidikan anak-anak. Kandang Jurank Doank yang dirintis sejak tahun 1993 itu mengambil metode pembelajaran dan pembudayaan seni yang menitikberatkan pada seni menggambar. “Tak perlu yang susah dulu, mulai dari yang dekat di sekitar, seperti alam, sawah, angin yang mendesau, lumpur, kerbau, lalu bertahap,” kata dia.

Pembudayaan seni ini, menurut dia, juga membuat mental anak tidak 'kering' oleh ide dan kreativitas. “Dengan semangat itu, mental bangsa Indonesia pun akan lebih dikenal sebagai bangsa pencipta, bukan penjiplak,” kata dia.

Dik menyesalkan gempuran kepraktisan budaya Barat di satu sisi telah membutakan dan membuat anak bangsa terlena dan berhenti mengungkapkan ekspresi seni, seperti menggambar yang butuh ketelatenan. “Tinggal dengan gadget berteknologi tinggi, anak jadi malas menggambar manual. Di sisi lain, fakta menunjukkan, makin sedikit di Indonesia ditemukan penemu,” kata dia.

Dalam kegiatan itu, UMY melibatkan lebih dari 1.800 anak yatim, kaum duafa, serta anak berkebutuhan khusus untuk buka bersama.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

6 Oktober 2018

500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

Berbagai pertunjukan seni seperti musik juga akan ditampilkan di Nuit Blanche Taiwan, termasuk dari para tenaga kerja Indonesia.

Baca Selengkapnya

Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

4 November 2017

Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

Apapun saat ini bisa dijadikan meme. Perbincangan meme kembali hangat setelah penangkapan seorang pembuat meme tentang Ketua DPR Setya Novanto

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

9 Agustus 2017

Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

Karya instalasi ini masih dalam proses pembuatan. Karya ini
rencananya dipasang akhir September mendatang.

Baca Selengkapnya

Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

31 Juli 2017

Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

Seni video yang dinilai memiliki perkembangan cukup bagus di Indonesia diharapkan segera mempunyai pasar.

Baca Selengkapnya

Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

18 Juli 2017

Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

Lama menekuni seni ukir, I Putu Sunarta kini dikenal sebagai
pembuat gitar bermerek Divart di Bali.

Baca Selengkapnya

Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

12 Februari 2017

Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

Buku biografi pelukis Arie Smit yang ditulis Agus Dermawan T.
terbit.

Baca Selengkapnya

Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

16 November 2016

Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

Buku Sketsa The Lost Arles yang baru dirilis internasional disebut memuat 56 sketsa karya maestro lukis Vincent Van Gogh.

Baca Selengkapnya

Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

25 Oktober 2016

Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

Seniman asal Yogyakarta Gatot Indrajati mendapat penghargaan UOB Painting of the Year 2016.

Baca Selengkapnya

Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

25 Februari 2016

Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

Punya pemain dan penonton setia. Tetap harus berjuang menjadi
teater yang disukai masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

5 Januari 2016

Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

Nahas menerpa Monumen Dirgantara di Pancoran. Monumen itu dibangun Edhi Sunarso pada 1970, pada saat kekuasaan Soekarno sudah lemah.

Baca Selengkapnya