Tugu Yogya Terjungkal di Galeri

Reporter

Editor

Senin, 23 Juli 2012 11:59 WIB

Suasana malam di kawasan Tugu, Yogyakarta. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Yogyakarta- Bagaimana pematung asal Sumatera menggambarkan Tugu Yogyakarta? Komoroden Haro, pematung kelahiran Baturaja, Sumatera Selatan, membuat bentuk tugu dalam posisi miring nyaris terjungkal. Di bagian bawahnya dia susun batu bak anak tangga dengan pasir hitam halus bertebaran di sekitarnya. "Saya hanya ingin menceritakan bahwa Yogyakarta tak hanya identik dengan tugu, tapi juga ada keraton, puro," kata Komoroden, Ahad 22 Juli 2012.

Karyanya ini merupakan satu dari karya seni rupa dalam pameran bertajuk "Memaknai Pusat" di Jogja Gallery pada 21-31 Juli 2012. Awalnya, ujung Tugu Yogyakarta berbentuk bulat sehingga disebut tugu Golong Gilig. Arti Golong Gilig, berdasarkan pemahaman makrokosmos, adalah penyatuan Tuhan dengan manusia. Tugu Golong Gilig merupakan wujud kepasrahan dan kepercayaan manusia kepada Tuhan.

Pada pemahaman tugu sebagai mikrokosmos, keberadaan raja merupakan perwujudan Tuhan di dunia sehingga di dalam diri raja terdapat keseimbangan berbagai kekuatan alam. "Jadi tugu itu merupakan simbol kekuasaan yang di dalamnya terdapat filosofi orang Jawa," kata kurator pameran, Lutse Lambert Daniel Morin.

Toh di tangan seniman, Tugu Golong Gilig menghasilkan beragam ekspresi. Pelukis C. Roadyn menggambar sebentuk tangan bernuansa biru dengan ujung telunjuk menghadap ke atas. Ujung telunjuk itu dimaknai laiknya Tugu Yogyakarta dengan menambahkan sketsa berbentuk lingkaran pada ujungnya. Jadilah lukisan berjudul "Penanda" itu seperti Tugu Golong Gilig pertama kali dibangun sebelum akhirnya tumbang akibat gempa pada 10 Juni 1867. Tugu baru pun dibangun dengan ujung runcing pada 3 Oktober 1889 oleh arsitek Belanda J.W.S. van Brussels di bawah pengawasan Patih Kanjeng Raden Adipati Danureja V.

Adapun pengusaha gerabah Kasongan, Timbul Raharjo, menyusun lima miniatur Tugu Yogyakarta lewat karya berjudul "Kiblat Papat Limo Pancer". Tugu berwarna putih itu disusun hingga membentuk empat sudut arah mata angin yang juga menunjukkan empat unsur kehidupan, yakni angin, api, tanah, dan air. Atau pun empat tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Tugu pun bisa digambarkan dengan sudut pandang kritis oleh seorang Zenfa Kusmaryanto. Melalui lukisannya, Zenfa menggambarkan filosofi tugu yang tak lagi dipatuhi oleh zaman, yakni melalui sosok perempuan renta dengan rambutnya yang penuh uban.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

40 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

47 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya