Merajut Keindahan Monster Bawah Laut  

Reporter

Editor

Kamis, 21 Juni 2012 16:47 WIB

Dunia Mogus yang Ceria

TEMPO.CO, Yogyakarta - Suasana mirip lanskap bawah laut terasa kuat saat memasuki galeri Kedai Kebun Forum di Jalan Tirtodipuran, Yogyakarta. Dari lantai, dinding, hingga langit-langit penuh dengan obyek tiga dimensi aneka warna berbentuk biota laut. Ada bentuk ikan kecil yang melayang atau seperti terlelap di bidang penuh bulu bak dasar laut, ada terumbu karang dalam berbagai bentuk dan warna, serta bentuk gurita yang nyaris ada di mana-mana.

Hewan bertentakel itu berhiaskan sosok bajak laut, koki, petualang, dan topi Viking bertanduk dengan mimik semringah. Semua obyek hewan laut itu terbuat dari bahan dasar benang, didominasi teknik rajutan dan crochet karya Mulyana, perupa asal Bandung, dalam pameran bertajuk "The Mogus World" pada 29 Juni-2 Juli 2012.

Mulyana, 28 tahun, memperkenalkan sosok gurita sejak 2008 yang dia beri nama si Mogus sebagai citraan alter ego-nya. "Dari gurita, ada gagasan tentang perlunya melibatkan semangat elastisitas manusia untuk kenyamanan hidupnya," kata Mulyana, yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Seni Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dia mengangkat elastisitas gurita sebagai kritik terhadap sikap kaku yang kerap lahir dari bentrokan nilai-nilai masyarakat modern belakangan ini dalam merespons realitas yang berujung pada pemaksaan kehendak. Dari bentuk gurita pula, Mulyana ingin memainkan dan membalik stigma persepsi terhadap gurita yang sering diidentikkan dengan si jahat (water-demon), seperti dalam mitologi Yunani, Babilonia, Norwegia, dan Islandia.

Untuk memancing imajinasi penikmatnya, Mulyana membuat sekitar 30 karakter gurita yang dideformasi agar mirip monster, tapi tak menyeramkan. Dia membubuhkan empat mata, tanduk rusa, rambut, dan tentakel dalam jumlah yang lebih banyak. "Gurita dengan air adalah kehidupan yang misterius dan menenangkan, penuh warna, gejolak, dan bebas tanpa beban," kata Mul, panggilan akrabnya.

Mulyana memakai teknik renda (hakpen-crocthe), rajut (knitting), dan yubiyami. Dia mengaitkan benang dengan teknik single crochet stitch secara melingkar terus-menerus hingga membentuk tabung silinder. Bentuk silinder ini menjadi bentuk dasar seluruh Mogus. Menurut dia, yang rumit adalah jika satu obyek perlu kombinasi dua hingga tiga teknik rajutan.

Pemuda, yang di kalangan seniman dikenal sebagai Bu Rajut atau Mul Mogus, ini secara tekun memakai teknik modular dengan merajut dulu komponen instalasi satu per satu, kemudian diisi dengan bahan dakron, akhirnya digabungkan satu sama lain dengan dijahit. "Setelah obyek jadi, baru saya menciptakan karakter sikap, cerita, atau profesinya," kata dia.

Dia membuat banyak replika karyanya yang diminati kalangan remaja perempuan.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

37 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya