Pelesetan Monster Frankenstein

Reporter

Editor

Rabu, 1 Februari 2012 18:00 WIB

Karya-karya Petek Sutrisno yang dipamerkan dalam pameran "The New Monster" di Via-Via Traveller Cafe Yogyakarta, 14 Januari-7 Februari 2012. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Budaya massa banyak menginspirasi karya perupa kontemporer. Termasuk Patek Sutrisno yang tergoda dengan figur kartun tayangan televisi. Tapi Patek memelesetkan secara visual ataupun karakter figur. Maka lahirlah karya grafis hitam-putih menampilkan rekaan sosok Batman atau Frankestein. Sebanyak 16 karya bercorak street art itu dipajang dalam pameran bertajuk New Monster di Via Via Traveller Cafe Yogyakarta 14 Januari- 7 Februari.

Petek menuturkan karyanya memang banyak terilhami dari figur kartun yang dia reka ulang dengan keliaran imajinasinya. Dia menikmati kejenakaan Sponge Bob, kegagahan Batman, kesenduan Frankestein, keceriaan Mickey Mouse. Semua itu diolah kembali, dilebur dalam bentuk yang lebih segar dan menggelitik.

Karya berjudul Mr. Batman, misalnya. Sosok superhero ini tak seperti biasanya dengan tubuh tegap, tampang garang, dan terkesan misterius. Sebaliknya, sosok Batman muncul dalam citraan tubuh pendek, gigi besar, dan mulut menganga. “Batman dicitrakan seperti karakter yang kelaparan tapi tetap menggemaskan saat kita melihat postur dan mimik wajahnya,” kata kurator pameran itu, Hamada Adzani Mahaswara.

Pada karya bertajuk Lonely, dia mengubah sosok Frankenstein menjadi sosok yang murung dan kesepian di dekat peti mati ketika dia sudah tak dianggap mampu melakukan sesuatu yang berguna. Padahal Frankenstein dikenal sebagai sosok buas nan menyeramkan.

Patek juga secara jenaka menyoroti berbagai kenangan yang pernah muncul dalam lingkup sekitarnya. Mulai dari masalah dendam yang sempat muncul di masa kecil hingga pertemuan ego ketika dia kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Pada Eat Me Please #1, figur anak dengan bentuk tubuh yang dideformasi, tangan memegang garpu dan lidah menjulur panjang, seolah ingin menyantap kepala kelelawar yang keluar dari jantung dari figur di depannya. “Silakan makan makian dan omongan sendiri, kalau itu dilontarkan kepada yang lainnya tak akan menjadi sesuatu yang penting dan jadi beban, jika sudah dasarnya bebal,” kata Petek tentang karya ini.

Kejengkelan dituangkan Petek dalam judul Two Faces, yang berwujud sosok berkepala lonjong yang memiliki tiga wajah. Wajah paling bawah tampil dengan mimik serius dan optimistis, sedangkan dua wajah bertumpuk di atasnya berwujud layaknya alien dengan gigi-gigi besar menyeringai tak beraturan serta bola mata tersebar di tiap sudut wajah.

Dalam karya Petek, kebanyakan figur tampil sebagai sosok tunggal. Karakter yang ditampilkan dari tokoh kartun Petek itu dominan dengan penonjolan organ tubuh seperti mata, gigi serta lidah, tampak sedang bereaksi terhadap situasi tertentu.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.

Baca Selengkapnya

Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.

Baca Selengkapnya

Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

28 Agustus 2021

Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

Zahra Zubaidah tidak menyangka, sekolah seni ternama itu terbatas hanya mengandalkan seni kontemporer.

Baca Selengkapnya

Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

8 Juli 2021

Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penyelenggaraan Artjog sebagai ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Sokong Pertumbuhan Industri Kreatif, Ini Strategi Kemenparekraf

20 November 2019

Sokong Pertumbuhan Industri Kreatif, Ini Strategi Kemenparekraf

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan tiga strategi untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif.

Baca Selengkapnya

Wishnutama Janji Cegah Konflik Kepentingan Hary Tanoe di Tender

7 November 2019

Wishnutama Janji Cegah Konflik Kepentingan Hary Tanoe di Tender

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama berjanji akan mencegah terjadinya konflik kepentingan dalam tender di kementeriannya.

Baca Selengkapnya

Begini Gaya Pidato ala Bos Media Wishnutama Setelah Jadi Menteri

23 Oktober 2019

Begini Gaya Pidato ala Bos Media Wishnutama Setelah Jadi Menteri

Di awal pidatonya, Wishnutama mendapat sambutan meriah dari tamu karena berkali-kali melontarkan guyonan yang mengundang tawa.

Baca Selengkapnya

Jadi Menparekraf, Wishnutama Tanggung Sederet Pekerjaan Rumah

23 Oktober 2019

Jadi Menparekraf, Wishnutama Tanggung Sederet Pekerjaan Rumah

Sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama bakal menanggung sederet pekerjaan rumah yang mesti dikelarkan dalam lima tahun.

Baca Selengkapnya