TEMPO Interaktif, Lumajang - Tiga tarian sakral ditampilkan dalam upacara persembahyangan bersama pemeluk Hindu di Pura Mandhara Giri, Semeru Agung, di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Jumat, 15 Juli 2011. Tiga tari tersebut adalah Rejang, Topeng Sidekarya, dan Pependetan. Tetabuhan gamelan mengiringi ketiga tarian yang ditampilkan dalam peringatan hari jadi pura terbesar di Pulau Jawa itu.
Ketiga tarian itu sebagai pembuka dan penutup upacara yang dihadiri ribuan pemeluk Hindu dari Jawa dan Bali. Dua tarian sebagai pembuka adalah Rejang dan Topeng Sidekarya. Tari Rejang, kata Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Lumajang, Edi Sumianta, menceritakan tentang bidadari yang turun dari kahyangan. Tarian ini dibawakan oleh beberapa perempuan belia yang mengenakan pakaian adat. Mereka membawakan tarian ini dengan khidmat. Gerakan tarian ini juga cukup cukup sederhana.
Adapun Tari Topeng Sidakarya, kata Sumianta, dibawakan oleh satu orang. Penarinya menggunakan topeng berwajah seram dengan gigi merangas. Gerakan dalam tari ini juga cukup bertenaga.
Ketiga tari tersebut memang biasa dibawakan dalam upacara persembahyangan di pura. Adapun upacara intinya adalah ritual Puja Trisandya, Kramaning Sembah, dan Wara Nugrahaning Maha. Upacara itu ditutup dengan Tari Pependetan.
Peringatan hari jadi Pura Mandhara Giri Semeru Agung itu akan berlangsung hingga 25 Juli 2011 mendatang. Gubernur Bali, Gede Mangku Pastika, dijadwalkan akan datang pada 22 Juli mendatang untuk bersembahyang di sana.
Kepala Kepoisian Sektor Senduro, Ajun Komisaris Slamet Junaidi, mengatakan lebih kurang 50 polisi mengamankan kegiatan tahunan ini. "Ribuan pemeluk Hindu secara bergantian akan datang dan pergi." kata Junaidi.
Pengamanan kegiatan ini, kata dia, juga melibatkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama. Dia juga mengatakan, lebih dari 70 tempat penginapan siap disewakan untuk menampung umat Hindu yang hendak bersembahyang di sana. "Satu rumah bisa menampung lima hingga sepuluh orang," katanya. Acara ini, kata Junaidi, juga memberi berkah bagi pemilik rumah dan warung di sekitar pura.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita terkait
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam
29 April 2018
Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.
Baca SelengkapnyaTari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador
28 Oktober 2017
Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.
Baca SelengkapnyaTari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini
7 September 2017
Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.
Baca SelengkapnyaNanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2
30 Agustus 2017
Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong
25 Agustus 2017
Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.
Baca SelengkapnyaGala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel
11 Juli 2017
Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.
Baca SelengkapnyaPenari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako
16 Mei 2017
Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.
Baca SelengkapnyaHari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman
25 April 2017
Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.
Baca SelengkapnyaPentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara
9 Maret 2017
Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti
pementasan tari yang lalu
Indonesia Pentaskan Tari
12 Januari 2017
EKI akan mementaskan dua karya tari di India.
Baca Selengkapnya