TEMPO Interaktif, Jakarta - Ikatan Mahasiswa Gayo Luwes (MGL) Jabotabek dan Aceh Culture Centre akran mengadakan diskusi bertema "Originalitas Saman dalam Era Globalisasi" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (27/6)."Disamping untuk memetakan posisi saman dalam era global, diskusi ini juga dimaksudkan untuk meluruskan saman," kata Direktur Aceh Culture Fikar W.Eda.
Menurut Fikar, saman yang ramai dimainkan di Jakarta tidak lagi murni sebagai saman, tapi merupakan gabungan dari beberapa tari lain dari Aceh. "Salah satunya adalah tari Likok Pulo dari Aceh Besar," tutur Fikar yang kini sedang menyelesaikan kuliah pasca sarjana di Institut Kesenian Jakarta itu. "Padahal Saman berasal dari Gayo."
Pelurusan saman ini penting agar tidak makin menyesatkan publik. Selain itu, kekeliruan mengenali saman sekaligus akan membuat saman kehilangan identitasnya. Bahkan, itu juga akan membuat saman kehilangan filosofinya. "Saman yang banyak dipelajari dan dimainkan oleh anak-anak sekolah di Jakarta itu salah besar. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Fikar lagi.
Burhanuddin, ketua panitia acara itu, menambahkan diskusi ini akan memberi perspektif yang benar terhadap saman. Sekaligus, diskusi itu akan memetakan posisi saman di Jakarta sebagai bagian dari kultur urban. "Kita akan melihat bagaimana saman mengambil tempat di tengah pergaulan berbagai kebudayaan di ibu kota ini," ujarnya.
Ia menambahkan, diskusi ini direncanakan akan dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Alfian Mallarangeng. Acara itu juga bakal dihadiri Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar. Acara akan dibuka dengan pertunjukan Saman oleh Sanggar Kepies Gayo Jakarta dan Puisi Seribu Saman oleh Fikar W Eda.
Ada pun pembicara diskusi yang dimulai pukul 13.00 itu antara lain Bpk. Drs.Ridwan Salam, MM (Penulis Buku Tari Saman), DR.Rejeb Bahri (Dosen Unsyiah) yang membahas "Motif dan Filosofis Aksosoris Tari Saman",
Pejabat Pemerintah Daerah Kab.Gayo Lues yang mengulas "Kebijakan Pemda Gayo Lues terhadap Tari Saman".
Marzuki Hasan dari Insitut Kesenian Jakarta yang mengulas "Saman Ekpresi Seni Urban", Ery Ekawati yang membahas "Bakat dan Minat Remaja Jakarta terhadap Tari Saman" serta Sapta Nirwandar (Dirjen Pemasaran Kemenbudpar RI) yang membahas mengenai Saman Sebagai Warisan Dunia Tak Benda.
Burhanuddin menjelaskan diskusi ini akan menjadi pembuka pertunjukan saman yang bakal digelar Oktober 2011 mendatang. Pada pertunjukan itu nanti akan ditampilkan pula didong alo, saman pemda gayo luwes, dabus, bines, dan tari guel. Kegiatan ini didukung oleh Dewan Kesenian Jakarta, Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten Gayo Luwes, Institut Kesenian Jakarta, Sanggar Kepies Gayo, dan Lembaga Budaya Seribu Bukit.
Berita terkait
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam
29 April 2018
Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.
Baca SelengkapnyaTari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador
28 Oktober 2017
Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.
Baca SelengkapnyaTari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini
7 September 2017
Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.
Baca SelengkapnyaNanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2
30 Agustus 2017
Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong
25 Agustus 2017
Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.
Baca SelengkapnyaGala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel
11 Juli 2017
Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.
Baca SelengkapnyaPenari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako
16 Mei 2017
Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.
Baca SelengkapnyaHari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman
25 April 2017
Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.
Baca SelengkapnyaPentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara
9 Maret 2017
Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti
pementasan tari yang lalu
Indonesia Pentaskan Tari
12 Januari 2017
EKI akan mementaskan dua karya tari di India.
Baca Selengkapnya