Geliat Rekaman Pop Minang

Reporter

Editor

Rabu, 11 Mei 2011 18:00 WIB

CD musik penyanyi - penyanyi pop Padang. (TEMPO/Febrianti)
TEMPO Interaktif, Padang - Belakangan ini, industri rekaman di Ranah Minang, Sumatera Barat, boleh dibilang kian bergairah. Puluhan studio rekaman menjamur. Sejumlah produser rekaman bermunculan. Album-album pop Minang membanjiri pasar dan sebagian besar meledak.


Berikut ini catatan fenomena semaraknya industri rekaman di Ranah Minang:



*****

Advertising
Advertising



Sepintas, rumah berlantai dua dengan pekaranganya yang cukup luas di pinggir Sungai di Jalan Banda Bakali 17, Padang, Sumatera Barat itu seperti rumah biasa karena tak ada papan namanya. Namun ternyata di situlah letak Studio Rekaman Sinar Padang Record, salah satu studio rekaman terkenal di sana yang ikut mendorong kian bergairahnya industri rekaman lokal.


Studio milik Haji Yuskal itu mulai beroperasi sejak 1990-an. Sinar Padang Record telah melahirkan ratusan album dan penyanyi Minang. Banyak penyanyi terkenal Minang yang lahir dari tangan Yuskal sebagai produser, di antaranya Edi Cotok, Ajo Andre, Susi, Zalmin, Yan Juned, Anroy, Ucok Sumbara, dan Zalmon. “Album yang paling meledak adalah album Kasiek Tujuh Muaro, yang dinyanyikan Zalmon, mencapai 200 ribu kopi,” kata Yuskal.


Saat ini, studio Sinar Padang tak hanya digunakan untuk rekaman album Minang, tetapi juga kerap disewa produser daerah lain, seperti dari Sumatera Utara dan Jambi. “Mungkin karena di sini lebih murah, saya menyewakan untuk sekali rekaman sekitar Rp 2,5 juta, pembuatan rekaman album bisa hingga 10 hari,” ujar Yuskal. Sinar Padang juga pernah merekam album penyanyi Ibu Kota seperti Obbie Messakh dan Edi Silitonga.


Beberapa tahun belakangan ini, industri rekaman di Ranah Minang memang semarak. Saat ini setidaknya ada lebih dari 26 produser rekaman lagu-lagu pop Minang dan beberapa di antaranya memiliki studio rekaman sendiri. Studio-studio rekaman tersebut bahkan banyak disewa oleh para produser dari Jambi, Riau, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.


Selain studio yang dimiliki sendiri oleh produser rekaman seperti Yuskal, di Sumatera Barat ada sejumlah studio sewaan yang lebih sederhana. Misalnya, Delta Studio milik Jonpy di Aur Atas, Bukittinggi. Studio yang berdiri pada 2004 dengan modal tak sampai Rp 80 juta itu berada di rumah Jonpy dengan menggunakan tiga ruangan: ruang vokal yang kedap suara seluas 2 x 3 meter, ruang peralatan dan ruang operator 3 x 4 meter, serta ruang tunggu. “Studio ini dibuat mengikuti perkembangan, karena sekarang untuk rekaman cukup dengan komputer,” kata Jonpy. “Peralatan canggih bukan jaminan, karena yang paling penting adalah operator yang menjalankan.”


Begitulah. Bila menengok sejarah, awal perkembangan industri lagu pop Minang modern tak dimulai di Sumatera Barat, tapi di Jakarta pada 1950-an dengan kehadiran Orkes Gumarang pimpinan Asbon Masjid. Gumarang didirikan pada 1953 oleh sekelompok perantau Minang di Jakarta yang notabene adalah pemusik. Gumarang pertama kali dipimpin oleh Anwar Anief, dan beberapa bulan kemudian diserahkan kepada Alidir. Lalu, pada 1955 dialihkan kepada Asbon.


Gumarang terkenal setelah piringan hitam album Ayam den Lapeh, yang dilantunkan Nurseha, meledak di pasar pada 1957. Nurseha, gadis manis asal Bukittinggi yang menamatkan SMP di Bandung, Jawa Barat. Dia kemudian bekerja sebagai wartawati dan penyiar radio di Jakarta.


Setelah Gumarang, pada 1961 muncul grup musik lainnya, Kumbang Cari, yang dipimpin Nuskan Syarif – yang sebelumnya juga anggota Gumarang. Kumbang Cari mencuat oleh kehadiran Elly Kasim dengan suaranya yang khas. Lagu Bareh Solok ciptaan Nuskan melejit bersama lagu-lagu pop Minang modern lainnya melalui suara Elly.


Pada era 1970-an, bisnis rekaman mulai beralih dari Jakarta ke Sumatera Barat diawali oleh grup musik Lime Stone milik PT Semen Padang. Lime Stone mencuat dengan lagu-lagu gamad sarunai aceh yang dinyanyikan Yan Juned. Saat itu lagu gamad pun naik daun di Ranah Minang, bersanding dengan lagu pop Minang modern.


Para era 1970 ini sudah ada tiga produser rekaman lagu-lagu pop Minang, yakni Edo Record, Ganto Minang, dan Tanama Record. Lalu pada era 1980-an industri rekaman lagu pop Minang sempat terhenti.


Tahun 1990-an dianggap sebagai awal kebangkitan lagu Minang ketika penyanyi Zalmon meroket dengan lagu
hit-nya Kasiak 7 Muaro ciptaan Agus Taher. Puncaknya, Zalmon dengan lagunya Nan Tido Manahan Hati ciptaan Agus Taher menyabet penghargaan HDX di Jakarta pada 1995 mengalahkan album Sunda milik Nia Daniati. Lalu, pada 1996 Melati dengan tembang Bugih Lamo ciptaan Tarun Yusuf mengikuti jejak sukses Zalmon.


Dampak semaraknya lagu dan penyanyi Minang itu diikuti dengan menjamurnya industri rekaman di sana. Menurut Yuskal, produser dan pemilik studio Sinar Padang Record, yang membuat industri rekaman di Sumatera Barat tetap bertahan dan terus bergairah karena skalanya relatif kecil, biaya pembuatan album bisa lebih murah. “Kalau di Jakarta bisa sampai ratusan juta membuat satu album, sehingga tidak bisa bertahan apalagi menghadapi pembajakan,” katanya.


Hal senada diungkapkan Suryadi, dosen dan peneliti di Jurusan Asia Tenggara dan Oceania, Universitas Leiden, Belanda. Salah satu faktor yang membuat industri rekaman di Sumatera Barat tetap bergairah karena tergolong kepada industri berskala kecil. “Tipe industri seperti ini biasanya lebih tahan banting, lebih tahan menghadapi goncangan resesi ekonomi, tidak seperti industri berskala menengah dan besar,” ujar Suryadi, yang kini sedang menulis disertasi mengenai industri rekaman Sumatera Barat.


Selain itu, Suryadi menambahkan, faktor perantau juga berpengaruh. Secara psikologis, perantau Minang, yang jumlahnya kira-kira separuh dari keseluruhan jumlah orang Minang, tentu selalu ingat kampung. Mereka ada di mana-mana di Indonesia, bahkan juga di negara tentangga seperti Malaysia dan Singapura. Untuk memenuhi nostalgia dan perasaan keminangan mereka adalah musik Minang. Jadi, musik Minang adalah salah satu unsur budaya yang membantu. Ini sesuatu yang wajar yang juga terjadi pada etnis lain,” kata Suryadi menjelaskan.



FEBRIANTI

Berita terkait

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

2 hari lalu

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

Duta Sheila on 7 hari berusia 44 tahun tetap menunjukkan eksistensinya dalam berkiprah di industri musik Tanah Air. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

3 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

9 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

11 hari lalu

Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.

Baca Selengkapnya

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

15 hari lalu

Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

23 hari lalu

Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

28 hari lalu

Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik

Baca Selengkapnya

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

46 hari lalu

45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.

Baca Selengkapnya

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

47 hari lalu

Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya

Baca Selengkapnya

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

50 hari lalu

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.

Baca Selengkapnya