Spirit Kartini di Atas Kanvas  

Reporter

Editor

Rabu, 27 April 2011 17:08 WIB

Pameran seni rupa Kartini : The Power of Women in Art di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Tempo/ANANG ZAKARIA
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Di atas sekeranjang pakaian lusuh, tubuh perempuan itu terkulai. Tangan kirinya membantali kepala yang berbalut kerudung. Belum lagi sempat dia selesai menyetrika, tubuhnya telah lunglai tak berdaya. Beberapa lembar kemeja yang usai disetrika dibiarkan tergantung begitu saja di depannya.


Peran Siapa? adalah sebuah judul lukisan Nita Juniarti yang ikut dipajang bersama puluhan karya seni rupa milik 48 perempuan di Galeri Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (eks Purna Budaya), Universitas Gadjah Mada Yogyakata. Bertema "Kartini: The Power of Women in Art", pameran berlangsung dari 23 April hingga 2 Mei 2011.


Lewat Peran Siapa?, Nita mempertanyakan kembali tugas seorang perempuan dalam urusan rumah tangga. Memasak, mencuci, menyetrika, hingga mengasuh anak pada prinsipnya bukan urusan ibu rumah tangga belaka. Perkara “dapur” dan “sumur” itu bisa dilakukan bapak dan anak. “Artinya, semua anggota keluarga punya kewajiban,” kata Nita.


Advertising
Advertising

Nita menyatakan dia bukan siapa-siapa dalam dunia seni rupa di Yogyakarta. Menekuni pekerjaan desain interior saat muda, kini dia lebih banyak menghabiskan waktu mengasuh tiga anaknya di rumah. Seperti urusan rumah tangga yang bisa dilakukan kaum Adam, bagi Nita melukis pun ternyata bukan urusan perupa profesional saja. “Semua orang sebenarnya bisa (melukis),” ujarnya.


Peran Siapa? menjadi salah satu contohnya. Terdiri dari dua panel, masing-masing kanvas berukuran 90x90 sentimeter, Nita melukis dengan cat minyak. Ide-ide cerita dalam lukisannya berasal dari tugasnya sebagai ibu rumah tangga di rumah. “Bebas berekspresi.”


Salah satu bentuk kebebasan berekspresi Nita tampak dari munculnya gambar kotak-kotak di salah satu panel lukisannya. Warna kotak dengan degradasi warna hijau dan kuning itu sebagai refleksi keterampilannya mendesain interior.


Kemampuan Nita melukis didapatnya ketika belajar di Kelompok Sahabat Pakuningratan sejak Desember 2006. Salah satu pengajarnya adalah Yuswantoro Adi, perupa asal Yogyakarta yang menjadi kurator dalam pameran kali ini.


Dalam pameran bersama itu tak semua perempuan adalah perupa profesional. Separuh di antaranya merupakan perupa yang dianggap masih amatiran, namun memiliki minat dan bakat istimewa dalam kesenirupaan. Mereka berasal dari berbagai profesi, mulai dokter hingga ibu rumah tangga biasa.


Olivia Cicilia Walewangko, misalnya. Perempuan kelahiran Manado, Sulawesi Utara, pada 1976 itu adalah dokter. Latar belakang pendidikannya sama sekali tak berkaitan dengan dunia seni rupa. Lulus S1 Kedokteran Umum di Universitas Sam Ratulangi Manado tahun 2001, dia lantas melanjutkan S2 spesialisasi bidang Ilmu Penyakit Dalam di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 2005.


Dalam pameran Kartini, Olivia (dokter yang bertugas di dua Rumah Sakit di Yogyakarta, Sardjito dan Panti Rapih) memajang karya lukisnya yang berjudul Nine Hearts. Lukisan cat minyak di atas selembar kanvas berukuran 125x100 sentimeter menggambarkan sosok perempuan yang berdiri di sebuah dok di tepi laut. Kemampuan melukis itu dia dapat dari sanggar lukis Museum Affandi Yogyakarta.


Adapun perupa perempuan yang telah cukup profesional dalam pameran itu di antaranya Laksmi Shitaresmi, Lucia Hartini, Mella Jaarsma, Nani Sakri, atau Wara Anindyah. Mengusung kelompok Ilalang sebagai identitas pameran mereka, Wara, Lucia, Laksmi bersama dua perempuan lain, Dyan Anggraini dan Juni Wulandari, pekan lalu menggelar pameran bersama di Tembi Contemporary Yogyakarta.


Sama halnya dengan karya yang dipamerkan di Tembi, karya Lucia berjudul Hati Yang Menang yang dipamerkan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri juga kental dengan alam. “Saya ingin lebih dekat dengan alam,” kata Lucia.


Dalam catatan pengantarnya, Yuswantoro Adi menuliskan, pameran Kartini: the Power of Women in Art sengaja dirancang sebagai sebuah pertunjukan kekuatan perempuan. “Kekuatan perempuan dalam arti harfiah alias sesungguhnya maupun arti kiasannya.”


Kekuatan yang dimaksud Yuswantoro, kuat dalam arti banyak tenaga, tahan, awet, tidak mudah goyah, teguh, hingga keras. “Melalui pameran ini, kekuatan itu



ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

34 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

41 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya