Museum Ali Hasjmy Butuh Bantuan  

Reporter

Editor

Minggu, 3 April 2011 11:24 WIB

TEMPO Interaktif, Banda Aceh -Hanya terlihat empat mahasiswa dari sebuah universitas di Banda Aceh yang tampak khusuk membolak-balik setumpuk buku dan berbagai dokumen lawas Perpustakaan dan Museum Ali Hasjmy, Jumat (01/04) pagi. Selebihnya, suasana museum itu sunyi.

Di hari-hari lain, tercatat sejumlah mahasiswa asal luar negeri, seperti dari Malaysia datang berkunjung. Mereka umumnya mempelajari sejarah hubungan Aceh masa lalu dengan negaranya. Sementara mahasiswa di Aceh umumnya menggandrungi sejarah Aceh masa silam.

Di dalam bangunan milik Ali Hasjmy, mantan gubernur Aceh (1957 – 1964), yang berdiri di atas lahan seluas seluas 3.000 meter persegi berderet rak-rak dengan aneka buku yang sudah udzur. “Beginilah kondisi museum, tidak banyak berubah dibandingkan dulu, saat awal-awal tsunami,” kata M Djailani, Kepala Tata Usaha Museum itu kepada Tempo.

Bangunan di Jalan Sudirman, Geuce, Banda Aceh yang merupakan rumah peninggalan almarhum Ali Hasjmy itu sebetulnya tak sampai terhempas gelombang tsunami. Tapi gempa yang mendahuluinya sempat memporak-porandakan rak-rak di sana. Buku-buku pun berhamburan dan sebagian basah oleh genangan air laut yang masuk, meski cuma semata kaki.

Menurut Djaelani, bantuan yang dijanjikan berbagai pihak pasca tsunami nyatanya tak banyak yang diwujudkan. Cuma University Tokyo yang pernah mengirimkan mahasiswanya untuk membuat katalog pustaka. Juga salah satu lembaga di Jerman yang membantu digitalisasi manuskrip lama di museum tersebut. Dari Pemerintah Daerah Aceh, tahun lalu mengucurkan Rp 100 juta untuk perawatan manuskrip lama. Selebihnya, urusan museum menjadi kewajiban dari ahli waris Ali Hasjmy yang menyisihkan sebagian penghasilannya untuk merawat peninggalan sang ayah.

Staf museum, Azhar mengatakan merawat manuskrip lama perlu kerja keras dan ketelitian. Biasanya manuskrip lama dijaga dengan menyemprot cairan anti jamur setiap tiga bulan sekali. “Untuk mencegah kertas-kertas lapuk,” ujarnya.

Ia berharap ada perhatian oleh pemerintah maupun pihak lain untuk membantu perawatan benda-benda dan buku sejarah di sana. “Kita meminta semua pihak peduli pada sejarah, peduli pada merawat benda-benda lama,” kata Djailani menambahkan.

Diresmikan pada 15 Januari 1991 oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Emil Salim, museum dan perpustakaan itu terbagi dalam empat ruangan; pertama adalah Khutubkhanah Tgk Chik Kutakarang yang berisi kitab-kitab dan buku dari berbagai disiplin ilmu baik agama, sastra dan sejarah, termasuk buku-buku dari awal abad ke 20.

Selanjutnya adalah ruangan Warisan Budaya Nenek Puteh yang berisikan benda budaya dari Aceh semisal pakaian adat Aceh, benda-benda keramik masa silam dan juga senjata-senjata khas Aceh. Di ruangan tersebut juga ada pedang milik Habib Mustafa, pahlawan Aceh yang meninggal saat melawan Belanda di Bakongan, Aceh Selatan, tahun 1926.

Juga ada khasanah Ali Hasjmy yang memperkenalkan sosok beliau sepanjang hidupnya. Di sana tersimpan rapi dokumen-dokumen pribadi semasa sekolah maupun saat menjadi gubernur dan Menteri Dalam Negeri Indonesia (1964 – 1966). Ruangan yang terakhir adalah Tekonologi Tradisonal Aceh yang menyimpan hasil produksi kerajinan rakyat Aceh.

Adi Warsidi

Berita terkait

Anies Baswedan Siapkan Angkutan bagi Warga dalam Grebek Museum

1 Maret 2018

Anies Baswedan Siapkan Angkutan bagi Warga dalam Grebek Museum

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta agar gerakan berkunjung rutin ke museum atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grebek Museum, digencarkan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Siapkan Bus Gratis Ajak Warga Berwisata ke Museum

1 Maret 2018

Anies Baswedan Siapkan Bus Gratis Ajak Warga Berwisata ke Museum

Program Gerebek Museum , yang diiniasi Anies Baswedan, berupaya menyediakan bus gratis membawa penduduk dari 2700 rukun warga di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Minta 2.700 RW Kerahkan Warganya Gerebek Museum

1 Maret 2018

Anies Baswedan Minta 2.700 RW Kerahkan Warganya Gerebek Museum

Program Gerebek Museum yang digagas Anies Baswedan bakal melibatkan 2.700 RW untuk mengerahkan warganya mengunjungi 72 museum di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Museum di St Petersburg Simpan Aneka Foto dan Kerajinan Indonesia

1 Maret 2018

Museum di St Petersburg Simpan Aneka Foto dan Kerajinan Indonesia

The Kunstkamera, sebuah muesum, di St. Petersburg menyimpan sejumlah koleksi foto-foto maupun koleksi kerajinan asli sejumlah daerah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Legiun Bungo, Museum Baru di Jambi

17 Januari 2018

Legiun Bungo, Museum Baru di Jambi

Generasi muda bisa belajar tentang sejarah dan pejuang Provinsi Jambi di museum ini.

Baca Selengkapnya

Museum Bahari Kebakaran, Penyebab Belum Diketahui

16 Januari 2018

Museum Bahari Kebakaran, Penyebab Belum Diketahui

Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara, dilanda kebakaran pada Selasa pagi, 16 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

3 Museum Makanan Eropa yang Menggoda Selera

8 Januari 2018

3 Museum Makanan Eropa yang Menggoda Selera

Museum makanan di Eropa ini sangat unik dan menggoda selera.

Baca Selengkapnya

Museum Tsunami Aceh Dikunjungi Lebih 700 Ribu Wisatawan Pada 2017

4 Januari 2018

Museum Tsunami Aceh Dikunjungi Lebih 700 Ribu Wisatawan Pada 2017

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Tsunami Aceh pada Mei dan Desember 2017.

Baca Selengkapnya

Cerita Menikmati Libur Tahun Baru di Museum Bank Indonesia

2 Januari 2018

Cerita Menikmati Libur Tahun Baru di Museum Bank Indonesia

Libur merayakan tahun baru masih berlangsung, pilihan tempat liburan cukup bervariasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kehidupan Putera-Puteri Keraton di Museum Ullen Sentalu

24 Desember 2017

Mengenal Kehidupan Putera-Puteri Keraton di Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu memiliki beberapa ruangan yang menyimpan berbagai koleksi keluarga istana di Tanah Jawa

Baca Selengkapnya