Merapal Mantra Rap Jogja  

Reporter

Editor

Senin, 21 Maret 2011 14:12 WIB

Marzuki Mohammad, Jogja Hip Hop Foundation.(TEMPO/Dwianto Wibowo)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mendadak riuh pada Jumat (18/3) malam lalu. Para penonton yang duduk di deretan kursi depan langsung berdiri begitu lima rapper dari Yogyakarta itu memoncongkan mikrofon dekat-dekat dengan mulut mereka. Para penonton seperti ingin melantai, larut dalam entakan musik hip-hop itu.

Tak jarang penonton tertawa berderai-derai karena mencermati lirik lagu yang lucu tapi mengena. Mereka terlihat euforia mengikuti beat demi beat musik hip-hop yang melenakan. Mereka menyuguhkan enam lagu dalam konser malam itu.

Bahkan, seusai lagu terakhir, penonton masih bertahan di kursinya masing-masing selama 10 menit untuk menunggu kelompok ini menyuguhkan lagu bonus. Teriakan more-more-more! menjadi sia-sia karena para pemusik itu benar-benar meninggalkan panggung dan tak muncul lagi.

Ya, malam itu Jogja Hip Hop Foundation (JHHF) menyuguhkan sederet lagu rap berbahasa Jawa. Grup hip-hop ini adalah peleburan dari tiga kelompok kecil: Jahanam, Rotra, dan Kill The DJ. Pada 2007 dan 2008, kelompok ini merilis dua album berlirik teks puisi Indonesia, Poetry Battle 1 dan 2.

Pertunjukan malam itu diawali dengan pemutaran film dokumenter berjudul Hip Hop Diningrat. Film berdurasi 65 menit ini berkisah tentang kiprah grup hip-hop yang digawangi oleh Marzuki Mohammad sejak berdiri pada 2003-2009.

Penonton begitu semarak sejak lagu pertama ditembangkan. Jula Juli Lolipop menjadi lagu pembuka. Jula Juli adalah tembang dari tradisi ludruk Jawa Timur. Lagu dengan teks yang digarap oleh Romo Sindhunata ini sebetulnya ingin menyindir perupa Yogyakarta saat terjadi booming seni rupa Indonesia kala itu.

Advertising
Advertising

Ada lagi Gangsta Gapi, yang berisi nasihat untuk kawula muda. Seorang anak meminta uang sekolah kepada orang tuanya, tapi uang itu malah dipakai untuk mabuk-mabukan. Idenya sangat sederhana tapi alur cerita dalam lirik itu begitu dekat dengan realitas keseharian. Begitu jujur.

Keterpilihan ide yang sederhana itulah yang menjadikan semua koleksi lagu JHHF sangat unik. Selain menggambarkan realitas keseharian, lirik-liriknya bersumber dari kitab-kitab kuno, seperti Serat Centhini, bahkan mantra tradisional. "Bakal musik hip-hop boleh jadi dari naluri tradisional semacam ini," ujar Romo Sindhunata dalam penggalan film Hip Hop Diningrat.

Tradisi suluk Jawa ternyata memberi irama-irama yang luar biasa. Seperti mantra yang dirapal berulang kali, mendengar musik rap pun demikian. Selalu berulang-ulang. Kita sendiri sering tak menyadari betapa sederhana harmoni yang disuguhkan. "Tak ada konsep yang berlebihan. Apa yang sekiranya enak di mulut saja, yaitu bahasa Jawa," ujar Marzuki.

Antusiasme penonton makin menjadi ketika lagu Jogja Istimewa dinyanyikan. Lagu yang digarap oleh Marzuki ini makin melambung saat unjuk rasa besar mendukung penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta di Yogya, Desember tahun lalu. Lagu ini seperti ditahbiskan banyak orang sebagai lagu rakyat, penciri kota budaya itu. "Bukan semata-mata kami mendukung monarki. Tapi agar Jogja menjadi kebanggaan Indonesia," Marzuki menjelaskan.

Dan konser menjadi lebih menarik saat lagu Jogja Istimewa dibawakan, diperlihatkan juga potongan-potongan unjuk rasa sebagai latarnya. Adegan itu disusun sedemikian rupa hingga tampak betapa orang-orang di dalamnya larut dalam ketakziman menyanyi lagu itu. Seperti kembali ke rumah, Jogja.

Menjadi Hip-hop yang Njawani

Adalah ketelatenan Marzuki Mohammad mengumpulkan arsip-arsip dokumentasi grup hip-hop berbahasa Jawa ini. Sejak berdirinya Jogja Hip Hop Foundation pada 2003, Marzuki telah mengumpulkan 300 kaset video dan bertumpuk-tumpuk artikel media massa tentang perjalanan grup musik ini.

Material inilah yang kemudian digunakan Chandra Hutagaol untuk membuat film dokumenter itu. "Sebetulnya saya agak malas mengingat ini. Saya harus melihat satu per satu koleksi mereka, mengambil potongan yang menarik dan menyusunnya kembali," ujar Chandra sambil tertawa.

Alhasil, dokumentasi dari 2003 hingga 2009 itu disusun. Ditambah lagi selama 15 hari mengambil gambar di Yogyakarta dan mewawancarai narasumber, jadilah film dokumenter berjudul Hip Hop Diningrat. "Film ini digarap 1 tahun 8 bulan," kata Marzuki.

Film ini berkisah tentang pengalaman Marzuki, pendiri Jogja Hip Hop Foundation, bersama teman-temannya memelopori rap berbahasa Jawa. Mulai pertunjukan-pertunjukan di kampung-kampung Jogja, seperti Angkringan Hip Hop, di Taman Ismail Marzuki (Jakarta), bahkan di Esplanade (Singapura), hingga kehidupan pribadi mereka. Para rapper juga diwawancarai dengan obrolan yang santai, tak dibuat-buat. Terkadang ada keluguan yang menjadikan film ini lucu dan tidak membosankan.

Film dokumenter ini pertama kali ditayangkan di JiFFest 2010 dan menjadi salah satu film yang menarik di sana. Film ini mendapatkan sambutan yang sangat meriah saat itu. Rencananya film berdurasi 65 menit ini akan ditayangkan juga di New York dan Canberra.

ISMI WAHID

Berita terkait

Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U-23 2024, Berikut Rekam Jejak Pertemuan Timnas Indonesia Vs Irak

28 detik lalu

Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U-23 2024, Berikut Rekam Jejak Pertemuan Timnas Indonesia Vs Irak

Berikut track record pertandingan timnas Indonesia vs Irak. Malam ini akan berhadapan untuk meraih posisi 3 di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

3 menit lalu

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

Universitas Airlangga (Unair) meraih penghargaan terbaik pertama kategori Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum dari Mendikbud-Ristek.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

6 menit lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Pendukung Anies dan Gandjar Serta Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

7 menit lalu

Bamsoet Ajak Pendukung Anies dan Gandjar Serta Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Jika Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Bagaimana Soal Anggaran yang Disiapkan Pemerintah?

8 menit lalu

Jika Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Bagaimana Soal Anggaran yang Disiapkan Pemerintah?

Menpora Dito Ariotedjo menjelaskan soal anggaran pemerintah jika Timnas U-23 Indonesia lolos ke Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

12 menit lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

18 menit lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

18 menit lalu

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

Sivakorn Pu Udom , wasit VAR yang akan mengawasi laga timnas U-23 Indonesia vsIrak kerap membuat keputusan kontroversial.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

27 menit lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

28 menit lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya