Gwen yang Membisu

Reporter

Editor

Jumat, 24 Desember 2010 09:24 WIB

(TEMPO/Anang Zakaria)
TEMPO Interaktif, Jogjakarta - Dalam ruang kosong, Gwen menyiram tanah. Bergaun kuning dengan motif bunga, tangan kirinya menuang air dari ember. Tangan kananya erat mendekap boneka kesayangan. Untuk kesekian kalinya, kedua mata gadis kecil itu masih terus terpejam dan mulutnya terkatup rapat.

Cerita itu tampil dalam lukisan berjudul New Spirit berukuran 145 X 90 sentimeter karya A.C. Andre Tanama yang dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta hingga 27 Desember mendatang. Bertajuk The Tales of Gwen Silent, dalam pameran tunggalnya itu Andre mengangkat cerita seorang gadis kecil, Gwen, yang matanya terus terpejam dan mulutnya membisu.

Gwen yang terpejam dan membisu kembali terekam dalam lukisan berjudul Looking for A Miracle di atas kanvas berukuran 90 X 145 sentimeter. Gaun yang dikenakan masih sama, warna kuning dan bermotif bunga. Kali ini, dia tergambar sedang mengorek-gorek tanah dengan sebatang ranting di tangan kanannya. Adapun tangan kirinya masih mendekap boneka.

Advertising
Advertising

Siapa Gwen? “Cerminan diri saya dalam sisi yang berbeda,” kata Andre. Sosok Gwen adalah metafora sisi spriritual manusia. Dia hadir untuk menggambarkan kesedihan sekaligus kebahagiaan. Juga amarah dan kasih atau harapan dan putus asa. Sosoknya tercipta dalam sebuah perenungan pada 2007 lalu. Kala itu, Andre terpikir untuk membuat karya bertema lingkungan. “Tentang kondisi bumi yang kian kritis.”

Menurut Andre, nama Gwen diambil dari nama putrinya, Gwen Sae Ilen Tanama yang berusia 2 tahun 8 bulan. Kebetulan ejaan Gwen Sae Ilen klop terdengar sesuai dengan tema pameran yang dia tampilkan, Gwen Silent. Namun bukan berarti sosok Gwen dalam pameran itu adalah putrinya. “Itu lebih pada diri saya,” kata dia menegaskan.

Dalam New Sprit dan Looking for A Miracle, ada pesan tentang lingkungan yang hendak diungkapkan Andre. Ada sebuah harapan tentang kondisi yang lebih baik. Dua lukisan itu pun bercerita tentang harapan pribadi Andre. Tentang hubungan manusia dengan alam.

Menurut Andre, ide lukisannya itu berasal dari syair-syair Hindu yang dibacanya. Di sana, ada cerita tentang sebuah hubungan harmonis antara manusia dan tumbuhan. Juga manusia dengan Tuhan serta sesama manusia. Konsep itu, biasa dikenal dengan Tri Hita Karana. Sebuah konsep tentang keseimbangan.

Ada 32 karya Andre yang ditampilkan dalam pameran tunggal itu. Selain lukisan, ada 10 karya grafis, 2 patung fiberglass, 1 relief, 1 kalung bergandul Gwen, 1 video berisi narasi perenungan dan 1 digital printing. Semua karya itu diselesaikan Andre dalam waktu satu tahun.

Secara umum, ada tiga konsep dalam semua karya Andre yang dipamerkan. Masalah pribadinya, masalah alam dan karakter lain yang hadir di sekitar Gwen, tokoh utama. Misalnya, lukisan berjudul Pity Bee #1 di atas kanvas berukuran 200 X 145 sentimeter, bercerita tentang harapan pribadinya.

Lukisan itu menggambarkan Gwen sedang lelap tidur di atas sebuah pohon. Dia menjadi lebah. Baju kuning bermotif bunga tak lagi dipakai. Sebagai gantinya, dia memakai baju bermotif garis-garis. Warnya hitam dan merah. Mirip lebah memang. Apalagi dua sayap menempel di punggung lengkap dengan dua sungut di atas kepalanya.

Di lukisan lain, Pity Bee #2, dengan ukuran kanvas yang sama, digambarkan si lebah Gwen yang riang. Dia tak lagi tidur. Penuh semangat dia kepakkan sayap lebah di punggungnya. Bajunya tak lagi garis merah-hitam, melainkan berganti kuning-hitam. Sepatunya warna hijau. Warna-warna ceria dalam kedua lukisan itu, menggambarkan keceriaan. Gwen memang telihat lebih bersemangat. Tak lagi suram. Namun lagi-lagi, mata dan mulutnya masih tertutup rapat.

Menurut Andre, kedua lebah itu menggambarkan mimpi dirinya. Seperti sebuah mimpi, lebah harus tetap dipelihara keberadaannya. Jika tak ada lagi lebah, siapa yang hendak menebarkan serbuk bunga. Hingga dunia masih terjaga indah. “Jika lebah madu (mimpi) punah,” kata dia, “Maka kepunahan manusia akan segera terjadi.”

Begitulah. Dalam pameran itu, Andre juga memamerkan sebuah drama tentang Gwen dalam bentuk film 3 dimensi. Berjudul Gwen Silent : Touch of Heaven, film berdurasi 5 menit itu diproduksi bersama Hizkia Subiyantoro a.k.a HizaRo di Open Studio Society, Kota Gede, Yogyakarta.

Film itu menampilkan bibit pohon yang tumbuh menjalar menembus awan. Bibit itu tampak menjadi tangga bagi Gwen naik ke awan. Di sana dia tertidur pulas. Juga bermain dan berdoa. Film dengan tampilan gerak bibit pohon merambat itu tampil dengan iringan suara suling dan tetabuhan bambu. Cukup apik tersaji.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

37 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya