Pencatatan Warisan Budaya Jadi Gerakan Nasional

Reporter

Editor

Rabu, 22 Desember 2010 17:22 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta - Pemerintah pusat sudah melakukan pencatatan warisan budaya di berbagai daerah, termasuk dengan menempatkan petugas penilik budaya. Tapi, kegiatan pencatatan itu terhenti setelah otonomi daerah berlaku.

Sejak itu, tidak semua daerah melanjutkan program pencatatan itu. "Bahkan, ada daerah yang tidak memiliki Dinas Kebudayaan," kata Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Harry Untoro Drajat, di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (22/12).

Alhasil, proses pencatatan warisan budaya menjadi putus. Segala perkembangan tentang kondisi cagar budaya, baik berupa benda atau tak benda, menjadi tidak jelas. Untuk itu, pemerintah berniat melakukan pencatatan ulang warisan budaya melalui sebuah gerakan nasional.

Setiap daerah akan diminta untuk menginventarisasi warisan budaya mereka, "Baik bangunan, naskah kuno, museum, atau pertunjukan," kata mantan Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini. Keharusan pencatatan itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Cagar Budaya Bomor 11 Tahun 2010, yang baru saja disahkan pada 24 November lalu.

Harry menyatakan, akan segera diterbitkan Peraturan Pemerintah untuk mengatur teknik pencatatan dan pelestariannya. "Ada 16 peraturan yang akan diterbitkan," katanya. Pencatatan ulang ini dinilai penting untuk mengetahui secara nyata kekayaan budaya Indonesia. Dengan demikian, ia dapat menjadi bukti kepemilikan jika ada klaim dari pihak atau negara lain.

Tindak lanjut dari pencatatan adalah pelestarian warisan budaya. Rencananya, pemerintah akan memotong 5-10 persen dari penerimaan pajak untuk kebudayaan. "Misalnya digunakan untuk pelestarian, pertunjukan budaya, hingga promosi wisata budaya," katanya.

Rencana pemotongan tersebut akan tertuang dalam Rancangan Undang-Undang Kebudayaan yang saat ini draf akademisnya sedang digodok. "Sudah ada pembicaraan dengan 16 departemen terkait. Semoga bisa terealisasi," kata dia.

Wali Kota Surakarta, Joko Widodo, mendukung pemotongan pajak untuk pelestarian budaya. Menurutnya, hal itu akan mendorong pelestarian budaya ke arah yang lebih baik. "Saya mendukung 200 persen," ujarnya.

Harry menyebut Surakarta sudah menjadi sentra budaya di Jawa. Sehingga warisan budaya yang ada harus dilestarikan. Joko mengaku siap membantu, antara lain dengan turut memotong pendapatan pajak daerah untuk pelestarian warisan budaya milik Surakarta.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

4 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

6 Desember 2023

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.

Baca Selengkapnya

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

21 November 2023

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

19 November 2023

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.

Baca Selengkapnya