TEMPO Interaktif, Jakarta -
Ode Kampung ke-4 "Banten Art Festival"
Waktu: 9-12 Desember 2010 pkl 08.00-17.00 WIB
Tempat: Rumah Dunia, Komplek Hegar Alam No.40, Ciloang, Kota Serang, Banten
Jadwal Lengkap
10 Desember
09.00-11.00 - Bedah buku "Saatnya Baduy Bicara" karya Asep Kurnia dan Sihabudin.
13.30-17.00 - Pembukaan Ode Kampung 4: Sambutan dinas terkait, peresmian oleh Ketua RT, tari Raksa Budaya, parade pembacaan puisi anak-anak, wong cilik, pameran foto Rumah Dunia, pemberian "Rumah Dunia Literacy Award" kepada koran Radar Banten yang telah mendorong budaya literasi di Banten. Pengumuman lomba resensi buku-buku Gong Publishing bekerjasama dengan Kubah Budaya. Wakaf buku dari warga Banten disumbangkan ke komunitas baca di Banten. Bazaar buku murah Gong Publishing
21.00-22.00 - Pementasan Teater Mandar, Sulawesi Barat
22.00-23.00 - Teater Gates STKIP, Rankasbitung
23.00-24.00 - Xpresi: Peserta boleh baca puisi, dialog,monolog, bebas – pukul
11 Desember
09.00-12.00 - Banten Art Festival: Rampak beduk, marawis, angklung, buhun, dll
13.00-17.00 - Bedah novel "Lost Butterfly", novel transexual pertama, yang diluncurkan Penerbit Tinta Jakarta
15.30-selesai - Perang Puisi: Chavcay Saefulah Versus Hasan Aspahani. Bedah Puisi karya Chavcay Saefullah dan Hasan Aspahani. Pembedah: Sihar Ramses Simatupang (Sinar Harapan), Ahda Imran (Pikiran Rakyat), Matdon (moderator). Pembacaan Puisi oleh Chavcay dan Hasan Aspahani
21.00-22.00 - Teater Mandar, Teater Studio Indonesia, Lakon "Bebegig Angin" dan monolog Ria.
22.00-23.00 - Xpresi: Peserta boleh baca puisi, dialog,monolog, bebas – pukul
12 Desember
09.00-11.00 - Wisata Ziarah ke Banten Lama
11.00-15.00 - Wisata Budaya Eco Village: Diskusi "Kampung dan Kota Masa Depan di Banten". Xpresi: Peserta boleh baca puisi, dialog, monolog, bebas.
Informasi selengkapnya: Firman Venayaksa 087871616662, Roy 087771364506, Muhzen Den 087877334187 atau Fax 0254-224955dan dan email: odekampungempat@yahoo.com
Pameran Seni Rupa "Emiria, Sang Perintis"
Peresmian: Kamis, 9 Desember 2010 pukul 19.30 wib
Pameran untuk umum : 10-18 Desember 2010 pukul 10.00-18.00 wib
Tempat: Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan 17 Jakarta, Indonesia
Siapa tak kenal Emiria Soenassa? Banyak orang, bahkan dunia seni rupa Indonesia seolah tak hirau dengan kontribusi dan perannya sebagai perempuan Indonesia yang pertama kali memilih profesi pelukis. Sudjojono, juru bicara Persagi dan bapak seni rupa Indonesia menyebut Emiria sebagai “genius”. Walaupun nama Emiria tenggelam oleh dominasi pelukis laki-laki seperti Agus Djaya, Basoeki Abdullah, Rusli, Sudjojono, Basuki Resobowo dan puluhan bahkan ratusan lainnya, peran Emiria sebagai perintis perempuan pelukis Indonesia tak terbantahkan. Pikirannya sangat maju, ketika perempuan hanya menjadi objek lukisan, Emiria memilih posisi sebagai subjek yang menciptakan lukisan.
Pameran Tunggal I Made Widya Diputra "White Lotus"
Waktu: 8-18 Desember 2010
Tempat: Mon Decor Gallery, Jakarta Art District, Grand Indonesia Shopping Town, East Mall LG, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta Jakarta
Pameran Tunggal Francy Vidriani "48 Potret Seseorang di Dalam Dirinya"
Waktu: 8-22 Desember 2010
Tempat: Semarang Gallery, Jakarta Art District, Grand Indonesia Shopping Town, East Mall LG Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta Jakarta
Kurator: Rifky Effendy
Pameran Tunggal Gusmen Heriadi "Tamu"
Waktu: 9-19 Desember 2010
Tempat: Edwin's Gallery, Kemang Raya No.21, Jakarta Selatan
Kurator: Aminuddin TH Siregar
Mediatopia, Krisna Murti's Works 1993-2010
Waktu: 3-23 Desember 2010
Tempat: Semarang Contemporary Art Gallery, Jl. Taman Srigunting no 5-6 Semarang
Kurator: Rifky Effendy
Penulis: Katerina Valdivia Bruch
Konser Delapan Kia Kanjeng dan Novia Kolopaking
Eight, eat, ate, 7 ate 9, seven eight nine, seven ate nine, pitu nguntal
Songo: perpetual movement
Waktu: 8-9 Desember 2010 pkl 20.00 WIB
Tempat : Gedung Kesenian Jakarta, Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta.
Menyebut nama kiai kanjeng mengantar ikatan segera tertuju pada, pertama, Cak Nun (Emha Ainun Najib), dan kedua, gamelan. Komposisi Kiai Kanjeng – Cak Nun merupakan suatu gumpalan kekuatan fenomenal. Komposisi ini membuat Kiai Kanjeng lebih dari sekadar kelompok musik. Pada 1996, bersama Cak Nun, Kiai Kanjeng meluncurkan album Kado Muhammad. Hit dalam album ini adalah Tombo Ati yang dilantunkan Cak Nun diawali dengan bait-bait puisi. Shalawat dan syiir-syiir khasanah masyarakat Islam mendapat perhatian secara nasional.
Gamelan yang dimainkan kiai Kanjeng sesungguhnya bukan lagi sekadar gamelan Jawa. Gamelan Kiai Kanjeng bukan nama grup musik, melainkan nama sebuah konsep nada pada alat musik “tradisional” gamelan yang diciptakan Novi Budianto. Bukan menggunakan pelog maupun slendro, melainkan merambah ke wilayah diatonis, meski tidak sepenuhnya. Dalam pementasan di Gedunng Jakarta malam ini, Kiai Kanjenng akan tampil khusus bersama Novia Kolopaking.
Pameran Retrospektif Fx Harsono "RE:PETISI/POSISI"
Waktu: 11 Desember 2010 - 11 Januari 2011
Tempat: Langgeng Art Foundation, Jl. Suryodiningratan No.37, Yogyakarta
Pameran ini adalah bagian terakhir dari serangkaian proyek pameran Harsono yang sebelumnya dipamerkan di dua tempat, yakni "The Erased Time" di Galeri Nasional, Jakarta, pada 1-14 November 2009 dan "Testimonies" di Singapore Art Museum pada 4 Maret-9 Mei 2010.
Ketiga pameran Harsono itu tidak memajang karya-karya yang sama. Sejumlah karya yang
dipamerkan adalah karya-karya yang menunjukkan titik-titik perubahan dalam perjalanan karir keseniman Harsono. Hendro Wiyanto, kurator ketiga pameran ini, menyatakan bahwa kerja kurasinya berdasar pada karya-karya yang "... menunjukkan perkembangan karya-karya seni rupanya, sejak pencariannya akan bahasa sosial yang mencari alternatif bagi ekspresi liris, seniman sebagai 'subyek politik' di dalam melakukan counter hegemoni, sampai kecenderungannya akhir-akhir ini untuk menggunakan strategi sang aku: the politics of I (am)."
Bersamaan dengan seri terakhir pameran tunggal Harsono yang bekerja sama dengan LAF ini,
juga akan diluncurkan buku mengenai kekaryaan FX Harsono. Peluncuran buku disertai dengan diskusi langsung dengan Harsono pada Sabtu, 11 Desember 2010, pukul 16.00 WIB. Diskusi, pelucuran buku, dan pembukaan pameran Harsono terbuka untuk umum.
Pameran Amal Seni Rupa "Jogja Gumregah! Jogja Bangkit!"
Waktu: 10-17 Desember 2010
Tempat: Jogja National Museum, Jl. Amri Yahya 1, Gampingan, Yogyakarta
Pameran ini direncanakan tidak akan melulu mengeksposisikan karya para perupa. Ada empat artefak penting yang diusung dalam kesempatan pameran ini, yakni (1) artefak dari sekitar lereng gunung Merapi, (2) artefak foto tentang gunung Merapi dan dinamikanya, (3) artefak kolektivitas antar-posko Merapi, dan (4) artefak karya perupa. Dari keempat artefak karya pameran tersebut, jelas, menjadi penting karena melibatkan banyak pihak. Misalnya, pada artefak pertama, panitia Jogja Art Share telah bekerja sama dengan masyarakat di Dusun Besalen, Desa Glagaharjo, dan Dusun Ngepringan, Desa Wukirsari, di Kecamatan Cangkringan untuk terlibat aktif. Mereka, para warga itu mengumpulkan banyak benda atau harta mereka yang telah terempas lahar panas dan awan panas untuk dikoleksi, diangkut ke Jogja National Museum dan dijadikan sebagai artefak penting untuk dieksposisikan dalam pameran ini. Juga menyangkut artefak kedua, panitia bekerja sama dengan jurnalis dan masyarakat awam untuk menyumbangkan foto-fotonya yang berkait dengan gunung Merapi dan aspek kebencanaannya untuk dipamerkan secara bersama di museum.
Pameran Simponi "Married by Accident"
Waktu: 26 November-10 Desember 2010
Tempat: MD Art Space, Galeri Mon Decor, City Plaza, UG #08, Wisma Mulia, Jl. Jend Gatot Soebroto No. 42 Jakarta
Kelompok Simponi terdiri dari tiga perempuan muda: Dian Ariyani, Elia Nurvista, dan Gintani Nur Apresia Swastika yang terbentuk pada tahun 2007 karena ketertarikan awal mereka pada medium fabric dan fiber. Mereka berlatar belakang pendidikan di Institut Seni Indonesia, di Yogyakarta.
Pameran Seni Rupa "December Park"
Waktu: 4-14 Desember 2010 pkl 09.00-21.00 WIB
Tempat: Galeri Biasa, Jalan Suryodiningratan 10 B Yogyakarta
Seniman: Peter Gentur (Jakarta), Allatief (Yogyakarta), Kuat (Yogyakarta)
Musik: Violin "AndiBahagia" & "Sisir Tanah"