Pameran Tunggal Seni Rupa Tradisional Bali

Reporter

Editor

Senin, 29 November 2010 13:49 WIB

Karya seniman Wayan Naya bertajuk Sukma Rupa di Ubud, Bali. Foto:TEMPO/Rofiqi Hasan
TEMPO Interaktif, Ubud - Di tengah sepinya pameran tunggal seni rupa tradisional Bali, Damping Gallery, Banjar Kutuh Kaja, Ubud, Gianyar, menggelar karya seniman Wayan Naya bertajuk “Sukma Rupa”, yang berlangsung hingga 5 Desember mendatang.


Wayan Naya lahir di Banjar Kutuh, Petulu, Bali, 18 Mei 1972. Ia mulai belajar melukis sejak kelas 3 sekolah dasar di bawah asuhan seniman Mangku Made Bartha. Selain itu, ia juga belajar dari lingkungan seniman di Banjar Kutuh Kaja. Keahlian lain Naya adalah melukis desain kimono, kaos, dan perlengkapan pakaian Bali.


Naya juga banyak belajar dari karya-karya seniman besar, seperti I Gusti Nyoman Lempad dan Ida Bagus Made Poleng. Seperti warga Bali umumnya, keterlibatan Nayan dalam berbagai kegiatan adat juga menambah khazanah imajinasi dalam karyanya. Ia terbiasa ngayah di banjar, membuat wadah (perlengkapan ngaben) maupun terlibat pembuatan ornamen di pura.


Advertising
Advertising

Tak heran jika karya Naya banyak menampilkan obyek kehidupan sehari-hari orang Bali yang kental dengan ritual agama, mitologi, seni pertunjukan, serta aneka kegiatan lainnya. ”Saya sangat senang mengamati aktivitas warga di lingkungan desa dan tergerak untuk melukisnya di atas kanvas,” kata Naya.


Pemilik Damping Gallery, Wayan Sutarma, mengatakan Naya sangat beruntung mendapatkan talenta yang menonjol dan membuatnya tidak ragu untuk menampilkan dalam sebuah pameran tunggal. ”Kami memilih 31 karya dari rentang waktu 10 tahun belakangan ini,” ujar Sutarma. “Semoga pameran ini memberikan inspirasi dan motivasi bagi seniman tradisi lainnya untuk menggelar pameran tunggal serupa yang selama ini jarang dilakukan.”


Kurator Agus Dermawan T mengatakan, Naya termasuk salah satu eksponen pelukis tradisional Bali yang tampil pada era 1980-an. Angkatan ini boleh disebut sebagai generasi Pita Prada (Kreativitas Emas). Sebagai pelukis tradisional yang hidup di era modern, Naya memiliki banyak tangan yang mampu dan mau mengerjakan banyak hal dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.


Agus menilai Naya memiliki kekuatan sungging yang rinci dan apik. Selain itu, sensibilitasnya dalam menyusun komposisi, kesadaran atas ruang dan jarak, serta kemampuannya menggarap setiap obyek begitu tekun dan teliti. “Jadilah karya lukisan Naya memiliki kekuatan pribadi,” kata Agus.


Naya hidup di tengah evolusi seni lukis Ubud yang kaya aliran dan gaya. Sebagai pelukis, Naya tentu mengamati pergulatan seni yang terjadi di lingkungannya yang memberikan stimulasi, komparasi, dan tantangan. Menurut Agus di tengah hutan belantara seni lukis Ubud, lukisan-lukisan Wayan Naya ibarat pohon besar yang batang, cabang, ranting dan daun-daunnya memancarkan sinar terang. “Dan, akar-akarnya menjanjikan pertumbuhan,” Agus menjelaskan.



ROFIQI HASAN

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

41 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

48 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya