Identitas dalam Sarung

Reporter

Editor

Selasa, 9 November 2010 18:11 WIB

"Bis Sie Mich zu Vergoettern Anfangen", patung perunggu karya teguh Ostenrik dalam pameran "Sarong-Identity?" di Exhibition Hall, Jakarta Art District, Grand Indonesia, Jakarta, 6-20 November 2010
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tubuh perunggu itu menggeliat tertarik sarung. Rongga dadanya terangkat sedikit oleh tarikan kain. Kepalanya menyentuh tanah, namun satu kakinya terlipat. Tak ada ekspresi yang muncul pada wajah tak bermuka itu. Hanya gestur tubuh yang berbicara tentang rasa antara manusia cetakan itu dan kainnya.

Sarung menjadi sebuah perbincangan nonverbal pada pameran sejumlah karya perupa Teguh Ostenrik pada pengujung 2010 ini. Bertajuk “Sarong, Identity?”, sebanyak 12 patung dan sembilan lukisan dipamerkan di Galeri Semarang di Exhibition Hall, Jakarta Art District, Lower Ground East Mall, Grand Indonesia Shopping Town, sepanjang 6-20 November.

Ekspresi-ekspresi yang terselubung yang bersifat sarkastik itu memperbincangkan perihal sarung sebagai sebuah identitas. Sarung, yang tentunya lekat dengan budaya muslimin dan pakaian adat di sejumlah tempat di Tanah Air, menjadi sebuah simbol pengidentitasan seseorang berdasarkan kultur dan keyakinannya.

Patung-patung Teguh menggambarkan sebuah interaksi yang dinamis dengan sarung. Misalnya dalam karya bertajuk Sampai Mereka Mendewakanku, yang berwujud manusia perunggu yang berpose berdiri tampak lunglai dan hampir jatuh ke belakang, pijakan kakinya pun tak seimbang. Karya ini sudah dibuat Teguh setahun lalu.

Lalu, karya tentang aktivitas manusia perunggu yang terlihat seperti tengah menari. Gerak dinamis dalam diam itu seperti sebuah bagian dari tarian. Misalnya dalam karya She is Standing in His Room, digambarkan patung yang tengah melompat. Sebenarnya tak 100 persen tepat dikatakan demikian. Ia mengambang dengan pose menjulurkan satu kaki ke udara. Tubuhnya ditopang dengan sarung sebagai pijakannya.

Namun sebuah analogi sarung agaknya berbicara lebih dalam setelah melihat karya Tari(k)anmu. Manusia perunggu itu wajahnya terjerembap oleh tarikan sarung. Membuat ia duduk terkulai dengan wajah yang ditutupi kain.

Untuk melengkapi karya tiga dimensinya, Teguh menyuguhkan lukisan-lukisan berukuran besar. Digurat dengan latar cat merah bata, Teguh melukis beberapa patung tersebut sebagai bentuk penekanan secara visual. Sebagian lainnya merupakan lukisan yang temanya berdiri sendiri.

Dalam karya berjudul Your Head is Humming, digambarkan dua manusia perunggu diikatkan dalam satu sarung. Manusia yang di belakang duduk memperhatikan manusia perunggu yang menarik tubuhnya jauh ke depan, seolah ingin melepas belenggu.

Lewat karya-karyanya itu, sebetulnya, apa yang tengah dipertanyakan Teguh? “Ia mempertanyakan sesuatu yang mengangkat problematika yang kompleks,” ujar Jean Couteau, kurator pameran ini. Couteau adalah budayawan yang telah menerbitkan aneka buku seni rupa, termasuk buku tentang maestro Srihadi Sudarsono dan Affandi.

Couteau menganggap sebuah sarung sebagai metafora dari pemberontakan personal seorang Teguh. Ia melihat, sang seniman menyadari bahwa dirinya telah terdeterminasi dan segera berupaya keluar dengan cara memposisikan dirinya sebagai pihak luar yang merdeka.

Hingga akhirnya, Teguh mengurai kerumitan itu pada sebuah filosofi sederhananya. Lewat pameran ini, ia merefleksikan suatu pernyataan sikap bahwa sebenarnya identitas dalam bentuk apa pun tak lebih daripada sarung. “Sebagai manusia, Anda boleh menggunakan, mengenakan, atau justru malah mengesampingkannya,” ujar Teguh. Yang terpenting, Teguh menambahkan, adanya kesetaraan martabat sebagai seorang manusia.

AGUSLIA HIDAYAH

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

56 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

17 Maret 2024

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya