Jejak Langkah Ahmad Dahlan  

Reporter

Editor

Kamis, 9 September 2010 01:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -

------

Sang Pencerah

Sutradara dan penulis skenario: Hanung Bramantyo

Pemain: Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca, Giring Nidji, Slamet Rahardjo, Ihsan Tarore

Advertising
Advertising

Produksi: MVP Pictures

------

Gulungan karton berukuran satu meter persegi itu dibentangkan di dinding. Sebuah gambar peta dunia. Di hadapan para kiai sepuh yang memandangnya sinis, pemuda 21 tahun itu dengan tegas mengatakan arah kiblat semua masjid dan langgar harus diubah. Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka’bah di Mekah, melainkan ke Afrika. “Tak perlu mengubah arah masjid, cukup menggeser posisi kiblat saja,” katanya.

Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kiai Cholil Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau. Apalagi bukan sekali ini Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) membuat para kiai naik darah.

Dalam khotbah pertamanya sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung Kauman, Yogyakarta. “Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip, apalagi sesajen,” katanya. Walhasil, Dahlan dimusuhi. Dahlan, yang piawai bermain biola, dianggap kontroversial, bahkan disebut-sebut sebagai kiai kafir. Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji, bahkan sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat.

Meski sempat putus asa, Dahlan, yang juga dituduh sebagai kiai kejawen karena dekat dengan organisasi Boedi Oetomo, tetap pada niat awalnya: menyebarkan ajaran Islam secara benar. Islam sebagai agama yang mampu memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, rahmatan lil alamin, bukan agama mistik dan takhayul seperti anggapan kalangan Eropa dan kaum modern saat itu. Maka, bersama istri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca), dan lima murid setianya, Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara), dan Dirjo (Abdurrahman Arif), dia membentuk organisasi Muhammadiyah pada 19 November 1912.

Inilah sepenggal kisah Ahmad Dahlan (1868-1923) yang tersaji dalam film Sang Pencerah. Film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu membawa kita mengenal lebih dekat tokoh pendiri Muhammadiyah yang selama ini namanya lebih dikenal sebagai nama jalan semata. Selama 109 menit, kita diajak menyelami pergulatan fisik dan pemikirannya, sejak anak-anak hingga dewasa.

Lihatlah bagaimana Dahlan muda (diperankan penyanyi jebolan Indonesian Idol, Ihsan Tarore) gundah dengan tradisi yang berlaku di kampungnya yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan kenakalan khas remaja, dia kerap mencuri makanan yang diletakkan warga kampung di bawah pohon besar sebagai sesajen untuk dibagikan ke fakir miskin.

Sebagai sebuah biografi, Sang Pencerah mampu menghadirkan tontonan yang menarik. Meskipun alur cerita terkadang lambat, plot yang menarik, konflik-konflik yang dibangun sepanjang cerita, bumbu kekonyolan, serta tata musik yang digarap serius mampu membuat penonton betah di tempat duduknya. Apalagi didukung para pemain yang mampu menunjukkan akting yang cukup maksimal. Lukman Sardi, yang tampil sebagai pemuda pejuang dalam film Darah Garuda yang juga dirilis hari ini, mampu menghadirkan sosok Ahmad Dahlan yang karismatik. Kualitas akting maksimal juga ditunjukkan para pemain lainnya, seperti Slamet Rahardjo, termasuk Ikranegara dan Yati Surachman, yang tampil cuma sebentar.

Hanung, yang pernah menggarap Ayat-ayat Cinta dan Perempuan Berkalung Sorban, mengaku tidak mudah melayarlebarkan tokoh sebesar Ahmad Dahlan. “Banyak cerita, sisi humanis ataupun kehidupan pribadinya, yang tidak diketahui dan dipahami bahkan oleh orang-orang yang dekat dengan beliau,” kata Hanung, yang mengaku sampai 12 kali mengubah naskah skenarionya. Begitu pula karakter tokoh-tokoh lain, seperti Nyai Ahmad Dahlan ataupun sang ayah, Kiai Abu Bakar.

Sebagai sutradara, Hanung juga dituntut untuk menghidupkan atmosfer dan lanskap Yogyakarta pada akhir 1800-an. “Kami harus membangun satu set yang menggambarkan Kota Yogyakarta pada zaman Ahmad Dahlan. Lalu bagaimana kami set Kota Yogya itu pada sekitar 1924, termasuk bangunan masjid besar,” alumnus Institut Kesenian Jakarta ini memaparkan. Selain dilakukan di Yogyakarta, syuting digelar di Museum Kereta Api Ambarawa dan kompleks Kebun Raya Bogor yang disulap menjadi Jalan Malioboro lengkap dengan Tugu Yogyakarta. Maka tak mengherankan bila dana yang dikeluarkan untuk pembuatan film ini lumayan besar, sekitar Rp 12 miliar.

Mengembalikan dan mereka ulang bangunan Masjid Agung Kauman, Kota Gede, Bintaran, dan wilayah keraton seratus tahun silam dengan bangunan set lokasi serealistis jelas bukan pekerjaan mudah. Untuk menyiasati biaya, Hanung juga banyak melakukan retouching dari setting lokasi yang tersedia. “Jadi, kalau ada bangunan tua, kami tuain lagi, misalnya lantai marmer dibikin sedemikian rupa jadi terlihat seperti lantai tanah,” Hanung menerangkan. Di beberapa adegan, misalnya saat Dahlan beribadah haji, Hanung juga menggunakan potongan film dokumenter lama yang didapatnya dari Perpustakaan Nasional.


Selain itu, biaya besar dibutuhkan untuk kostum pemain. Misalnya, pakaian batik yang dikenakan pemain mesti sesuai dengan batik pada 1900. Jarik atau kain panjang sengaja didesain khusus untuk film Sang Pencerah sesuai dengan motif yang memang dikenal pada 1900-an; termasuk perlengkapan sorban yang sengaja dibuat sendiri untuk keperluan syuting.

NUNUY NURHAYATI

Berita terkait

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian

Baca Selengkapnya

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year

Baca Selengkapnya

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.

Baca Selengkapnya

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.

Baca Selengkapnya

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada

Baca Selengkapnya

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan

Baca Selengkapnya

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya

Baca Selengkapnya

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.

Baca Selengkapnya

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.

Baca Selengkapnya

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.

Baca Selengkapnya