Protes Ucup yang tak lagi Meledak-ledak  

Reporter

Editor

Rabu, 25 Agustus 2010 16:04 WIB

Pameran tunggal Aku dan You
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Perupa Muhammad “Ucup” Yusuf, 35 tahun, menggelar pameran tunggal bertema Aku dan You di Tembi Contemporary Gallery, Bantul, Yogyakarta, 24 Agustus – 14 September 2010. Meski masih setia dengan protest art berbasis teknik cukil kayu, pesan yang disampaikan Ucup tak lagi meledak-ledak seperti ketika ia beserta rekan-rekannya mulai mendirikan Lembaga Kesenian Rakyat Taring Padi pada 1998.


“Saya memang mulai mengolah pesan. Tidak lagi frontal dan meledak-ledak seperti dulu yang masih terpengaruh oleh eforia reformasi,” ujar Ucup.


Kali ini Ucup memasukkan unsur satire, bahkan humor, dalam menyampaikan pesan pada karya-karyanya. Kritik dan sindiran dilontarkan secara tak langsung, tak lagi frontal seperti dulu. “Tema besar pameran ini memang berbicara tentang aku dan sesuatu di luar diriku, termasuk lingkungan dan negara,” katanya.


Advertising
Advertising

Misalnya, dalam karya Seri Penyelewengan Sejarah, yang terdiri atas tiga panel, Ucup menampilkan dirinya sebagai sosok Diponegoro, Soekarno, dan seorang aktivis mahasiswa pada lukisan “Maka Lahirlah Angkatan ‘66” karya Sudjojono. Diponegoro tetap ditampilkan dalam pose menunggang kuda putih dengan tangan kanan mengacung ke atas. Namun, kali ini Diponegoro tidak lagi memegang keris terhunus, melainkan memegang kuas dengan goresan di langit berwarna merah.


Soekarno dalam pose berpidato, tidak digambarkan sedang memegang teks, melainkan sebuah batu dengan capit udang yang menyembul. Adapun sang aktivis mahasiswa masih digambarkan mengenakan jaket merah, namun kali ini memegang print roller dan sebuah kaleng cat bertuliskan “Wood Cut Not Dead”.


Pesan yang hendak disampaikan Ucup melalui karya tersebut adalah ketika seseorang sedang memegang kekuasaan, maka ia bisa membuat versi sejarahnya sendiri. “Kalau mereka menyelewengkan sejarah, dampaknya akan dirasakan oleh rakyat banyak,” ujarnya. “Sedangkan kalau saya melakukan penyelewengan sejarah, efeknya hanya ada pada karyaku.”


Unsur satire dan humor mencuat kuat pada karya berjudul Makanan Nasional. Ucup menjejer gambar aneka kemasan mie instan dengan merek yang diplesetkan hingga memancing senyum. Ucup seperti sedang mengolok-olok produk pangan yang diperkenalkan kroni Soeharto yang kini menjadi industri bernilai miliaran dollar itu sebagai makanan nasional yang telah menguras dompet rakyat demi nutrisi kosong.


“Bisnis besar berjaya, menyulap mie instan menjadi pangan nasional yang bersama kretek –komoditas lain yang merajalela di tiap sudut nusantara—memperbudak masyarakat,” tulis Jason Tedjasukmana dalam katalog pameran.


Ucup juga masih konsisten mengangkat persoalan sosial dan lingkungan, khususnya yang dialami dan dirasakan masyarakat kelas bawah, ke dalam karyanya. Ia menampilkan sosok seorang pelacur yang sedang menunggu pelanggan di “ruang prakteknya” pada karya berjudul Tak Pernah Mati. Ucup seolah sedang menegaskan bahwa dunia pelacuran tak akan pernah mati, meski pelakunya sering digusur-gusur.


Dalam karya Antara Aku, Pabrik-pabrik, dan Sawah Terakhir, Ucup hadir dalam sosok seorang petani, dengan cangkul dan sabit di tangan. Ucup seperti sedang mencemaskan sawah-sawah yang makin tergusur oleh pemukiman dan industri.


Dari 43 karya yang dipamerkan di Tembi Contemporary Galleryi ini, Ucup terlihat masih setia dengan teknik cukil kayu, meski kali ini ia sedang membuat lukisan atau drawing di atas kanvas. “Itu kebiasaan yang tidak bisa hilang sampai saat ini,” katanya.



HERU CN

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

42 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

49 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya