Sudra Naik Kasta  

Reporter

Editor

Selasa, 3 Agustus 2010 06:22 WIB

(TEMPO/Anang Zakaria)
TEMPO Interaktif, Magelang -

Niat ingsun amiwiti

Manebut maknaning suksmo

Kang murah ing dunyo mengko

Ingkang asih ing akherat

Pinuji kan tan keno pegat

Advertising
Advertising

Aganjur awelas ayu

Ngapuro wong ingkang duso

Bait Asmarandana itu dilafalkan Sitras Anjilin, pemimpin padepokan tari Cipto Budoyo asal lereng Merapi, Jawa Tengah. Ia tampak takzim, tangan menyatu di depan dada dengan kepala tertunduk menghunjam tanah.

Berisi puja-puji kepada Tuhan semesta alam, tembang yang dicipta pujangga Ranggawarsito ratusan tahun silam itu kembali menggema di pelataran Studio Mendut, Magelang, Jawa Tengah, Ahad siang lalu. Bait-bait itu menjadi doa penutup bagi Festival Lima Gunung, yang telah digelar sejak sepekan lalu.

Sesuai dengan namanya, Lima Gunung, festival ini menampilkan kesenian masyarakat yang berkembang di sekitar lima gunung di wilayah Jawa Tengah: Merapi, Andong, Merbabu, Sumbing, dan Menoreh. Dan festival ini merupakan perhelatan yang kesembilan kalinya digelar.

Keinsafan sebagai manusia tak hanya tercermin dari mantra doa yang diucapkan Sitras. Warna senada juga begitu kental terasa pada seni tari Lengger masyarakat Sumbing. "Ini mengajak manusia untuk mengingat Tuhan," kata Sarwo Edi, pemimpin Padepokan Budoyo Sumbing, yang membawakan tarian Lengger.

Nama "lengger" berasal dari dua kata bahasa Jawa, ileng (ingat) dan angger (panggilan orang tua kepada anaknya). Konon, kesenian ini dulu diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk mengajak orang-orang agar datang ke masjid. Dibawakan delapan penari lelaki, tarian Lengger dibuka dengan tembang Lir-ilir, yang sarat akan ajaran kebajikan.

Menurut Presiden Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut, festival kali ini mengangkat tema "Sudro Satrio". Tak ada sumbangan pihak luar, tapi murni urunan seniman. "Boleh dibilang, festival ini seadanya," katanya.

Minimnya dana dan promosi, sepanjang sepekan festival itu digelar, hanya sedikit penonton yang datang. Misalnya, saat pembukaan festival di puncak Suroloyo di kawasan Pegunungan Menoreh pada 25 Juli lalu, hanya kelompok seniman dan masyarakat sekitar yang datang. Dan waktu pembukaan pun cukup ekstrem: pukul 4 dinihari.

Sutanto menyatakan, meski keluar dari pakem sebuah festival, yang biasanya melakukan promosi besar-besaran dengan target menghadirkan banyak penonton, kondisi itulah yang justru menjadi target yang ingin dicapai dalam festival tersebut.

Bukannya tak ada dana yang bisa digali panitia, melainkan festival ini ingin mengajarkan kemandirian kepada masyarakat. Kesenian rakyat tetap akan berkembang dan menghidupi diri sendiri, meski tanpa sokongan dana dari pihak luar, baik pemerintah ataupun perusahaan sponsor. "Saya berani hitung-hitungan empat mata, tak ada dana sepeser pun dari mereka," ujar Sutanto.

Sesuai dengan temanya, Sudro adalah kasta terendah dalam hierarki sosial masyarakat. Adapun Satrio adalah penguasa. Dalam tahapan sejarah mana pun dan kapan pun, Sudro adalah kelas mayoritas. Mereka merupakan rakyat kebanyakan. Dalam tataran masyarakat demokratis, rakyatlah (sudro) yang berkuasa. "Inilah sudro yang satrio," Sutanto menjelaskan.

Dodo Putra Bangsa, aktivis Urban Poor Consortium, menilai festival ini adalah lompatan kesadaran bagi kaum miskin. Dalam festival itu, penonton dan seniman yang mementaskan kesenian memenuhi masing-masing kebutuhannya sendiri. "Itu kemandirian yang diajarkan," katanya.

Menurut Dodo, ada protes dalam festival itu. Dana apa pun yang didapat dari pemerintah pada dasarnya adalah hasil pajak rakyat. Posisi ini menunjukkan bahwa rakyat (sudro) adalah majikan bagi pemerintah (satrio).

Namun saat ini, posisi itu berlaku terbalik. Pemerintah, yang semestinya melayani rakyat, justru bersikap membodohi dan memiskinkan rakyat. "Bahkan seekor anjing pun tak menggigit majikannya."

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

35 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.

Baca Selengkapnya

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.

Baca Selengkapnya

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.

Baca Selengkapnya

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi

Baca Selengkapnya

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.

Baca Selengkapnya