Pesta Reuni Veteran Pop Indie  

Reporter

Editor

Rabu, 28 Juli 2010 14:25 WIB

Band Kamehame

TEMPO Interaktif, Bandung -Harlan Boer seperti melayang bersama Lovesong. Mulutnya ikut bernyanyi ketika band Kamehame membawakan salah satu tembang agung milik kelompok The Cure itu di atas panggung. Begitupun saat lagu Letter to Elise mengalun. Puluhan penonton lainnya yang berdiri di depan panggung tak kuat lagi menahan diri hanya bernyanyi di dalam hati sambil menggoyangkan kaki.

Konser bertajuk Resurrection #2 di gedung kuno bekas bioskop Jalan Braga yang kini bernama New Majestic pada Ahad (25/7) lalu itu, membawa sekitar 350 orang meluncur ke masa silam. Sejak The Dre@mers membuka konser pukul 16.00 WIB, pemain band dan penontonnya yang sama-sama berusia kepala tiga itu menikmati lagu-lagu British Pop alias britpop yang pernah berjaya di era 1995-2001.

Tak heran jika sebagian band hanya tampil penuh sebagai cover version band-band Inggris seperti Blur, Oasis, The Cure, atau menyelipkan lagu milik Shed Seven. Seluruhnya ada selusin band yang tampil, seperti Dua Sejoli, Pocket Monster, The Bride, New Market, Peanuts, dan ETA. Mereka sebagian telah bubar, vakum, dan reuni kembali di acara tersebut.

"Band yang masih tetap cuma Parklife, Bangku Taman, dan Pure Saturday," kata koordinator acara Jimmy Muhammad di sela konser. Ketiganya mendapat jatah main di bagian akhir acara.

Dari obrolan dan kerinduan berkumpul setelah konser Resurrection pertama pada 2001 lalu di Bumi Sangkuriang, kata manajer band The Milo itu, gagasan reuni veteran band indie muncul. Belasan band yang dihubunginya langsung berminat dan antusias. "Ada yang kangen karena sudah 12 tahun tak lagi pegang gitar, ada juga yang sampai beli gitar baru saking semangatnya," ujarnya.

Di arena, sesama personel band itu saling sapa, berpelukan, dan bersalaman seperti kawan lama. Menurut Jimmy, walau berbeda band dan saling unjuk gigi, diantara mereka tak ada kompetisi. Suasana keakraban terasa hangat.

Soal bubarnya band-band tersebut, kata dia, bukan karena pertikaian melainkan pemainnya sibuk dengan pekerjaan di luar musik. Ada pula yang berpencar menjadi musisi band lain. "Dulu kuliah bikin band terus lulus sibuk kerja, ya mereka bubar jalan saja," ujarnya.

Vokalis band Kamehame Waliyul Mursidin atau Ijul, menampik kelompok mereka telah bubar. Walau seluruh personel sibuk bekerja dan terpencar di luar Bandung, mereka masih berusaha menelurkan album perdana. "Materi lagunya sudah ada, tinggal menyesuaikan dengan kondisi (musik) sekarang itu yang masih sulit," kata basis band Kamehame Deya Narotama.

Pengamat musik dan band indie di Bandung Achmad Marin mengatakan, band-band lokal era 90-an adalah para perintis band independen di Indonesia. "Waktu itu terkenal band indie 3 P, yaitu Pas Band, Puppen, dan Pure Saturday yang memang tergabung dalam satu komunitas," ujarnya. Adapun pengaruh kuat britpop pada penampilan di panggung dan warna musik ciptaan mereka, tak lepas dari invasi band-band Inggris ketika itu lewat tayangan MTV.

Di Bandung misalnya, musik britpop menjadi kendaraan band untuk melawan arus utama musik di Indonesia pada zamannya. Selain itu, mereka yang kerap main di pentas seni sekolah, kampus, dan klub, mengusung britpop untuk mengenalkan band dan mendapatkan label rekaman. Sebagian yang memilih cuma menjadi band cover version karena kurang percaya diri membawakan lagu-lagu ciptaannya. "Trendnya saat itu orang nggak bisa bikin album sendiri," kata Marin.

Kebuntuan digaet perusahaan rekaman besar itu coba dipecahkan dengan pembuatan album indie berjudul This is Bandung. Proyek tahun 1997 itu, ujar Marin, melibatkan 10 band seperti Electrof**k, The Bride, dan Charlie's Angels. "Spiritnya sudah ada untuk membuat dan meluncurkan album sendiri," katanya.

Namun karena jaringan distribution outlet (distro) sebagai penyalur album indie belum menjamur seperti sekarang dan perusahaan rekaman indie masih sedikit, band-band indie banyak yang rontok. "Hingga akhirnya mandek pada 1998-2000," katanya.

Selang sepuluh tahun atau sekitar 2005, band-band indie menggeliat kembali dengan semangat yang sama. Bahkan beberapa band seperti Pas dan Pure Saturday berhasil menggaet perhatian rekaman besar. Di jalur musik cadas, band Burgerkill juga bernasib sama. "Tapi anehnya, penjualan album mereka malah anjlok, karena perusahaan besar tak mengerti cara memasarkan album indie," katanya.

Kembali ke minor label, distribusi album-album band indie kembali mengandalkan jaringan lama. Internet makin memudahkan jaringan ke luar negeri, seperti negara-negara Asia Tenggara. Di Thailand atau Korea, misalnya, album band Moka bisa direkam ulang dan diedarkan oleh minor label di sana. Saat ini, kata Marin, Moka bisa dibilang sebagai band indie yang penjualan albumnya tertinggi di dunia, yaitu mencapai 250 ribu kopi. "Di luar negeri band indie paling cuma 500 kopi," katanya.


ANWAR SISWADI

Berita terkait

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

1 menit lalu

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

Pernyataan Menteri Koordinator Marves Luhut Pandjaitan soal pemberian kewarganegaraan ganda bagi diaspora disorot media asing. Bagaimana aturannya?

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

5 menit lalu

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

Kelompok bersenjata TPNPB-OPM menyerang Polsek Homeyo dan membakar gedung SD di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

9 Aktivitas Sederhana Untuk Jaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

5 menit lalu

9 Aktivitas Sederhana Untuk Jaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Sejumlah hal sederhana berikut ini ternyata bisa menjaga kesehatan saat cuaca panas ekstrem.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

10 menit lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

12 menit lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

12 menit lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

32 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

Jadwal bola voli Proliga 2024 Jumat, 3 Mei, akan menampilkan 3 pertandingan, termasuk aksi Megawati Hangestri bersama Jakarta BIN.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

41 menit lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

41 menit lalu

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

Polisi telah mengamankan TKP, mencari dan menggali informasi penemuan mayat tersebut.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

45 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya