Inovasi Wayang Tavip

Reporter

Editor

Rabu, 28 Juli 2010 14:12 WIB

TEMPO/Dwianto Wibowo


TEMPO Interaktif, Bandung-Puluhan anak berbaris keluar dari balik layar putih. Sambil menabuh kentongan bambu dan galon air minum, mereka serempak menyanyikan lagu anak-anak kampung berbahasa Sunda dengan gembira. Selanjutnya mereka ingin memainkan wayang setelah bermain ular-ularan dan menonton televisi.

Lakon tentang rantai makanan seperti dalam buku Ilmu Pengetahun Alam menjadi pilihan. Anak-anak itu lalu berkelompok sebagai padi, tikus, ular, elang, hingga manusia pemburu. Setelah semuanya siap dengan wayang masing-masing di tangan, cerita dimulai dari sawah.

Wayang berbentuk padi muncul perlahan-lahan. “Aku takut diserang banjir,” kata seorang anak perempuan dari balik layar. “Aku takut dimakan tikus,” timpal anak lainnya. “Aku takut gagal panen, kasihan petani,” ujar suara berikutnya.

Begitulah bagian awal pertunjukan Wayang Tavip meluncur di halaman Gedung Kesenian Sunan Ambu Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, Senin (6/7) malam. Hasil inovasi M. Tavip itu langsung mengajak penonton untuk sejenak melupakan wayang tradisional dengan segala atribut dan pakemnya.

Meramu gerak, lagu, dan musik yang dimainkan langsung oleh anak-anak, pementasan wayang selama setengah jam tersebut tak memakai dalang tunggal. Seluruh anak sesuai perannya bebas memainkan wayangnya masing-masing seraya bercerita. Seorang anak perempuan diantaranya yang bersuara merdu merangkap sebagai penyanyi lagu-lagu permainan anak-anak kampung.

Di tangan dosen Seni Rupa STSI Bandung tersebut dan 50 anak pendukungnya, wayang menjadi permainan bersama yang riuh dan menyenangkan. Sekaligus menjadi alat pengantar pesan moral dan pengingat pelajaran sekolah. Untuk menghidupkan suasana dan latar cerita, Tavip memakai alat pemutar gambar serta proyektor.

Wayang yang digunakan sangat sederhana. Pekerja teater kelahiran Lampung pada 1968 itu sejak Maret lalu mengajak anak-anak Kampung Curug, Ciendog, juga Jelekong, Kabupaten Bandung membuat wayang. Bahannya dari plastik transparan dan botol-botol plastik air minum dalam kemasan. Sebagian hanya dipotong-potong lalu dibentuk menjadi ular. Botol lainnya ada yang harus disetrika agar bidangnya rata.

Plastik itu lalu digambar, diwarnai dengan spidol, lalu dipotong sesuai bentuknya. Ragam gambar khas anak-anak yang terkait dengan lakon tentang rantai makanan itu misalnya pemandangan, pohon, padi, elang, tikus, serta sosok pemburu. Sebilah kayu kecil menjadi pegangan wayang plastik itu.

Menurut Tavip, gagasan pembuatan wayang itu untuk melawan kekuasaan televisi. Di layarnya, anak-anak adalah modal, investasi, konsumen, sasaran berondongan iklan, serta korban paling polos dari bujuk rayu pemasar. Figur anak yang dieksploitasi itu, ujarnya, juga meneror nurani konsumtif orang tua.

Selain itu, ia menilai dampak buruk televisi menurunkan ruang kreativitas, imajinasi anak, dan sosialisasi yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dia pun khawatir anak-anak lebih fasih berbicara budaya asing daripada budaya sendiri.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

57 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya